Serial televisi Korea yang mulai tayang tahun 2018, Memories of the Alhambra (episode 1-16) mengisahkan pertemuan antara seorang direktur perusahaan teknologi dengan seorang gadis pemilik hostel dengan latar belakang meleburnya dunia nyata dan game Alhambra.
Film yang memiliki judul dalam bahasa Korea Alhambeure Goongjeonui Chooeok ini mulai tayang sejak 1 Desember 2018 di jaringan televisi kabel tvN dan jaringan televisi Netflix.
Serial ini dibintangi oleh Hyun Bin, Park Shin-hye dan Park Hoon. Hyun Bin berperan sebagai Yoo Jin-woo, seorang CEO perusahaan investasi J One Holdings yang dijuluki Doctor of Engineering yang memiliki kemampuan mengembangkan permainan komputer. Dia tidak kenal takut, petualang dan sinis.
Sementara, Park Shin-hye bermain sebagai gadis pemilik Bonita hostel, mantan pemain gitar klasik yang datang ke Spanyol untuk melanjutkan pendidikannya, tapi dia mengambil beberapa pekerjaan untuk bertahan hidup setelah kematian orang tuanya.
Dia memiliki kepekaan artistik tapi tidak peka terhadap masalah keuangan. Dia juga adalah Emma, salah satu karakter yang hidup dalam game AR buatan kakaknya, Se-joo.
Sinopsis
Setelah menerima email mengenai game AR terobosan yang berlatar belakang pertempuran abad pertengahan di Alhambra, Yoo Jin-woo (Hyun Bin), CEO perusahaan investasi perangkat optik melakukan perjalanan ke Granada, Spanyol.
Dia berniat bertemu dengan pencipta permainan tersebut, Jung Se-joo (Park Chan-yeol). Namun Se-joo menghilang dan dia temui adalah saudarinya, Jung Hee-joo (Park Shin-hye), pemilik hostel yang ia tinggali dan mantan gitaris.
Keduanya terjerat dalam insiden misterius. Perbatasan antara dunia nyata dan dunia AR yang dibangun oleh Se-joo mulai mengabur.
Jenis: Fantasy, Suspense, Sci-fi, Romance, Melodrama
Pencipta: Jinnie Choi (Studio Dragon), Lee Myung-han (tvN)
Penulis: Song Jae-jung
Sutradara: Ahn Gil-ho
Produser: Cho Hyung-jin, Kim Sang-heon
Pemain: Hyun Bin, Park Shin-hye, Park Hoon
Negeri asal: Korea Selatan
Rumah produksi: Studio Dragon, Chorokbaem Media
Distributor: CJ E&M, Netflix
Jarangan televisi: tvN (Korea Selatan), Netflix (Seluruh Dunia)
Tanggal rilis: 1 Desember 2018
Trailer
Episode 1
Di Barcelona, seorang pria yang nampak kelelahan berbicara terburu-buru di telepon umum. Dia bernama Jung Se-Joo (Chanyeol of Exo). Dia sedang dikejar-kejar oleh sesuatu yang tidak kelihatan. Dia berlari di jalanan. Kehabisan nafas, dia mencapai kereta agar aman dari kejaran.
Di kereta, teman sekeretanya meminta Se-joo membangunkan dia saat mereka sampai ke Granada. Masih terguncang, Se-joo memeluk lututnya di tempat tidur. Dia terbangun saat mendengar pengumuman mereka sudah sampai di Granada. Dia membangunkan temannya. Temannya terbangun sebentar dan tidur kembali.
Tiba-tiba cuaca berubah menjadi badai. Dia membuka pintu kabin dan terkejut. Sebuah tembakan menyalak dan darah terpancar ke tempat tidur Se-joo. Saat kereta sampai di stasiun Granada, cuaca kembali normal.
Teman sekabin Se-joo melihat tas Se-joo ketinggalan dan sebuah narasi terdengar bahwa ini adalah penampakan resmi terakhir dari anak muda ini.
Sementara itu, pemilik Hostel Bonita, Jung Jee-joo terbangun oleh bel pintu yang berbunyi. Seorang tamu datang bernama Yoo Jin-woo yang memesan kamar single.
Saat di kamar, dia berusaha membersihkan kamar yang berdebu dan mendapatan telepon dari Sekretarisnya, Seo Jung-Hoon (Min Jin-woong) yang dengan enggan menerima teleponnya karena masih mengantuk. Dia juga membersihkan toiletnya sendiri dan setelah itu memasak Ramyun.
Jin-woo keluar hostel dan mencapai plaza. Tiba-tiba sebuah batu api mengarah padanya, meledak di udara. Jin-woo berhadapan dengan ksatria berkuda, darah, ledakan. Semuanya menjadi aneh.
Dia kemudian sadar bahwa dia mengenakan kontak lensa khusus. Dalam permainan ksatria itu membunuhnya. Dia keluar dari permainan, sehingga darah dan permainan menghilang.
Baginya permainan ini akan sukses sehingga memutuskan bisa menunggu hingga bertemu dengan programmernya. Jin-woo juga mencoba permainan ini hingga berhasil naik level. Permainan ini membuat dia ketagihan.
Ada satu masalah, ada kemungkinan saingannya sudah mengincar untuk membuat kesepakatan dengan Se-joo, alarm kebakaran yang berbunyi membuatnya tidak nyaman, serta hostel yang buruk membuat dia memarahi pemiliknya, He-joo dan menyebutnya “malas-malasan” hingga He-joo menangis.
Baca: Episode 1 Selengkapnya
Episode 2
Jin-woo menyadari bahwa pembuat game ini adalah anak di bawah umur dan memerlukan persetujuan dari walinya, yakni kakaknya. Dia pura-pura lupa ingatan telah memarahi He-joo dan berusaha bersikap baik agar mendapatkan game tersebut.
Dia juga mulai ngobrol dan mengirimkan bunga untuk He-joo. Sekretarisnya datang untuk membantu. Sudah seminggu Se-joo tidak pulang yang membuat keluarganya kesal dan mulai frustasi. Jin-woo meminta maaf kepada He-joo.
Dia juga bertemu dengan mantan isterinya yang sedang hamil dan dalam perjalanan bisnis menemani suaminya. Jin-woo mendapatkan lawan baru dalam permainan game tersebut. Lawannya adalah Cha Hyung-Seok (Park Hoon) yang sangat dibencinya, saingan bisnis sekaligus mantan sahabat yang dia yakini telah merebut isterinya.
Dia menolak duel karena masih level 1, sedangkan Hyung-seok berada di level 4. Dia yakin akan kalah dan memutuskan menaikkan level terlebih dahulu.
Baca: Episode 2 Selengkapnya
Episode 3
Jin-woo telah mencapai level 4 dan berusaha menghadapi pasukan berpanah. Dia berusaha menghindar dan berusaha keras melarikan diri.
Tapi dia kewalahan karena sudah mati 45 kali dan hanya makan satu ramyun. Staf yang mengawasinya bermain, Yang-joo memprovokasi dia bahwa itu bagian dari permainan dan Cha Hyung-seok juga mengalami hal yang sama.
Jin-woo berjalan-jalan dan tiba-tiba hujan turun. Dia berusaha berteduh tapi memperhatikan orang lain tidak terpengaruh. Ternyata hujan itu ada di dalam gim, dia terpesona. Dia masuk ke Kafe Alcazaba, tempat pertemuan para pemain.
Saat di kafe, Jin-woo berusaha bicara dengan karakter pemain komputer (NPC), tapi dia diabaikan karena hanya pemain level 5 ke atas yang bisa bicara dengan pemain komputer. Dia juga melihat seorang pemetik gitar klasik bernama Emma yang wajahnya persis sama dengan He-joo.
He-joo dulunya adalah seorang pemain gitar klasik. Menyadari bakatnya, ayah He-joo memutuskan pindah ke Spanyol agar He-joo bisa belajar. Namun, setahun setelah kepindahan mereka, ibu He-joo jatuh sakit dan meninggal.
He-joo juga menyadari dia tak seberbakat yang dia kira, meskipun dia senang bermain. Ayah He-joo sedih atas kematian isterinya sehingga sering mabuk dan akhirnya meninggal dalam kecelakaan. Setelah itu, He-joo harus menanggung kehidupan nenek dan kedua adiknya.
Dia bekerja keras mengambil berbagai pekerjaan, dari pemandu wisata, pengurus hotel, penerjemah dan pembuat gitar di bengkel. Makanya, dia sangat marah ketika Jin-woo mengatai dia pemalas dan memaki-makinya saat di telepon.
Jin-woo berusaha berbaikan dengan He-joo dan membeli hotel Bonita dengan harga 10 miliar won. Mereka bernegosiasi. He-joo yang kebingungan ke toilet untuk menelepon keluarganya.
Tidak ada satu pun keluarganya yang bisa dihubungi kecuali adik perempuanya yang setuju agar hostel dijual. Mereka sudah lama mencari pembeli hostel itu dan berharap harga 1 miliar won. Sekarang ada yang menawar 10 kali lipat, maka harus diambil.
He-joo berusaha keluar toilet, tapi terkunci. Dia berada lama sekali di dalam sehingga dia mulai panik karena takut kehilangan kesempatan terbatas itu. Jin-woo mencari dia di toilet dan menemukan dia dalam keadaan pingsan dan kepala memar dia atas pintu yang habis didobrak.
Dia membawa He-joo ke klinik. Sekretaris Jung-Hoon memberikan kontrak kepada He-joo yang diisi dengan nominal 10 miliar won. Jung-hoon mengatakan bukan salah He-joo terkunci di toilet. Dia akhirnya menandatanganinya dan beberapa menit setelah itu, dia menerima notifikasi pembayaran 10 miliar won ke rekening. He-joo senang sekali.
Sementara Jin-woo pergi menemui Hyung-seok untuk berduel. Dia berhasil mengalahkan Hyung-seok setelah menebasnya beberapa kali dengan pedang. Hyung-seok mati terduduk di kursi taman.
Baca: Episode 3 Selengkapnya
Episode 4
Setelah berhasil membeli hostel Bonita dan mengalahkan Hyung-seok dalam duel di gim, kehidupan nampaknya memihak ke Jin-woo. Namun dia terkejut saat mengetahui Hyung-seok meninggal betulan. Isteri Hyung-seok, Soo-jin sangat sedih dan menyalahkan Jin-woo.
Kenangan lama kembali saat Soo-jin meninggalkan Jin-woo untuk bersama Hyung-seok. Tidak ada tanda-tanda pembunuhan pada diri Hyung-seok, meskipun nampaknya rumor mengarah ke perselisihan lama Hyung-seok dan Jin-woo. Sementara itu, Jin-woo mengajak He-joo menjaga Soo-jin yang menjadi sakit setelah mendengar kematian Hyung-seok.
Jin-woo ke taman dan mengenakan lensa kontak gim, dan dalam dunia gim, mayat Hyung-seok masih di sana. Hyung-seok tiba-tiba hidup lagi dan berusaha menyerang Jin-woo. Sekarang Jin-woo mendapatkan masalah baru, mayat Hyung-seok terus datang hingga membuat dia terluka parah jatuh dari lantai 6 hostel.
Episode 5
Jin-woo harus dimasukan ke rumah sakit karena terluka parah. Dia mungkin tidak bisa berjalan lagi dengan normal. Masalah yang lebih besar datang yakni ketika Hyung-seok di dalam game terus datang meneror Jin-woo meskipun Jin-woo sudah melepaskan lensa kontak dan keluar dari permainan. He-joo juga harus menjaga Jin-woo yang kesakitan, ketakutan dan hampir gila.
Isteri Jin-woo, Yu-ra juga datang untuk menjenguk suaminya. Meskipun sedang dalam proses perceraian, Yu-ra datang dengan niat jahat untuk publisitas dan mendapatkan harta Jin-woo. He-joo harus menipunya karena Jin-woo tidak mau bertemu dengan isterinya yang jahat itu.
Jin-woo terpaksa melarikan diri dari kamar rumah sakit karena dikejar Hyung-sook saat He-joo sedang berusaha menipu Yu-ra. Saat dia terpojok, He-joo datang menyelamatkannya di halaman rumah sakit. Polisi, sekretaris Jung-hoon dan ayah Hyung-sook (bos Jin-woo di kantor) berusaha menolong Jin-woo dengan memaksanya kembali ke kamar.
Malam harinya, Jin-woo pergi menyusul He-joo di Hostel Bonita. Dia mengambil lensa kontak dan berniat mencari senjata di toko senjata. He-joo menemaninya.
Mulai ada spekulasi mengenai hilangnya Se-joo, meskipun Jin-woo sudah berusaha mencarinya ke stasiun di episode 1. Apakah dia meninggal atau hanya menghilang? Masih menjadi misteri.
Episode 6
Setelah berhasil mendapatkan senjata yang membantu, Jin-woo mulai menyadari bahwa Hyung-sook tidak akan datang saat dia tertidur. Dia selalu minta agar diberi obat tidur sehingga bisa melarikan diri untuk sementara. Satu per satu orang-orang mulai kembali ke Seoul. Dia beristirahat dan dijaga oleh He-joo. Mereka sudah mulai peduli satu sama lain.
Namun suatu hari He-joo ulang tahun dan pergi bersama teman-temannya merayakan hal itu. Jin-woo mengirimkannya bunga. Namun, dia harus kembali ke Seoul secepat mungkin dan tanpa berpamitan dengan He-joo sehingga He-joo bergegas mengejarnya ke stasiun.
Kereta berangkat dan dia berlari mengejarnya, hingga menangis. Namun, Jin-woo sedang mengalami hal buruk yang membuat dia begitu sulit untuk mempedulikan perasaan orang lain.
Episode 7
Setahun telah berlalu sejak kejadian di Alhambra. Jin-woo harus menggunakan satu tongkat untuk berjalan karena kakinya sebelah cacat. Dia nampaknya telah mengalami berbagai kejadian buruk yang membuatnya semakin tangguh.
Hyung-seok masih mengejarnya, namun Jin-wo sekarang lebih mampu melindungi dirinya karena dia sudah berada di level 85 dan bisa menggunakan senjata modern. Dia bisa menggunakan pistol dan senjata api lainnya. Selama setahun ini dia berusaha meningkatkan levelnya sehingga lebih bisa melindungi diri.
Sementara itu, pengembangan gim tersebut telah memasuki masa uji coba dengan tiga orang tester yang berusaha memainkannya. He-joo sekeluarga pindah ke Seoul, membeli rumah dan membuat bengkel gitar bernama Emma. Mereka kaya dan tidak harus bekerja keras lagi seperti dulu. Jin-woo mendatanginya dan kini mereka bertemu kembali.
Episode 8
He-joo ternyata sudah curiga bahwa yang membalas pesan-pesannya itu bukan adiknya sehingga dia bertanya kepada Jin-woo. Akhirnya, Jin-woo jujur tentang semuanya, tentang pembelian gim berkedok hostel, hilangnya Se-joo dan dia sudah mengatakan agar jangan terlalu percaya padanya. He-joo sangat sedih sehingga dia terpaksa masuk kamar mandi saat keluarganya datang.
Jin-woo pergi dan He-joo mengejarnya, marah sambil menangis. Dia mengatakan menyesal telah mengkhawatirkan He-joo yang ternyata seorang penipu. Mereka akhirnya pergi ke tempat lain dan Jin-woo menjelaskan semua yang dilakukannya untuk mencari Se-joo.
Ada kemungkinan Se-joo masih hidup dan sedang bersembunyi. Juga diungkapkan Se-joo memiliki teman bernama Marco yang kini sudah meninggal dan mayatnya ditemukan di hutan beberapa bulan lalu. He-joo sangat sedih dan marah sehingga dia melarang Jin-woo menghubunginya, namun Jin-woo akan tetap menghubungi apabila ada perkembangan nasib Se-joo.
Jin-woo terus memainkan game Alhambra dan saat dia mencapai level 90, ada petunjuk baru atas keberadaan Se-joo. Sementara itu, He-joo bergegas kembali ke Grenada untuk mencari keberadaan Se-joo. Melalui telepon, Jin-woo mencegahnya dan meminta agar He-joo turun dari pesawat.
Dalam episod kali ini, sekretaris Jung-Hoon ternyata juga bisa melihat keberadaan Hyung-seok setelah dia beraliansi dengan Jin-woo di dalam game.
Episode 9
Jin-woo mendapatkan tugas dari Master (Se-joo). Tugas tersebut hanya bisa dibuka di Granada dalam waktu 48 jam. Dia meminta He-joo tidak pergi ke Granada. He-joo menurut dan turun dari pesawat.
Dia juga meminta Jung-hoon naik level ke level 50 agar dapat menggunakan senjata api. Jin-woo meminta Jung-hoon menemaninya ke Granada. Sementara itu, posisinya di perusahaan semakin terancam karena dia dianggap gila.
Dia juga ditawarkan oleh ayah Hyung-seok agar kembali ke mantan isterinya. Karena Jin-woo telah berhasil bercerai dari isterinya setelah mendapatkan foto-foto skandal perselingkuhan Yu-ra dengan manajernya.
Sebelum pergi, Jin-woo memberikan kontak stafnya kepada He-joo agar dia dapat menyaksikan game itu dari perusahaan. Perjalanan ke Granada bukanlah hal yang mudah, karena mereka dihadang oleh teroris saat baru turun di kereta. Semua karakter di dalam game menyerang mereka dan Jung-hoon menghilang.
Baca: Episode 9 Selengkapnya
Episode 10
Jin-woo kehilangan Jung-hoon dan menghubungi petugas agar membantu mencari Jin-woo. Dengan penuh kesulitan, Jin-woo berhasil mengatasi serangan teroris di kereta. Dia terpaksa pergi ke istana Alhambra sendirian.
Sementara itu, He-joo mendatangi perusahaan untuk menemui si staf, Yang-joo yang jadi grogi melihat Emma yang asli.
Di penjara bawah tanah istana, dia dihadang oleh banyak sekali zombie dan hampir saja kalah. Namun, Jung-hoon datang membantunya. Alangkah terkejutnya Jin-woo karena Jung-hoon datang dalam kondisi penuh dengan darah dan panah tertancap di badannya.
Di saat yang sama, polisi menemukan mayat Jung-hoon tidak jauh dari stasiun Granada dan mengabarkan ke perusahaan. Di penjara bawah tanah, Jin-wo0 stres berat dan berniat menyerah, namun sebuah cahaya muncul.
Baca: Episode 10 Selengkapnya
Episode 11
Jin-woo selamat dari pertempuran, namun dalam keadaan depresi berat. Sementara itu posisinya di perusahaan semakin sulit dipertahankan. Profesor Cha membuat Jin-woo harus mundur dari kursi direktur dan banyak anggota direksi lain yang mendukung Profesor Cha. Tidak ada yang percaya dan berpihak padanya lagi, kecuali Hee-joo.
He-joo berusaha untuk menjaganya, namun dia tidak peduli karena stres. Dia malah mempertanyakan He-joo yang bukan siapa-siapa, pacar saja bukan. He-joo bersedia menjadi pacarnya jika memang harus seperti itu dan baginya hal itu bukan hal sulit. Dia akan lebih baik daripada semua mantan isteri Jin-woo.
He-joo membawakan Jin-woo payung yang dibalas Jin-woo dengan menciumnya. Dia belum menyerah terhadap permainan game Alhambra. Pasti ada cara untuk menang dalam game tersebut dan memecahkan misterinya.
Episode 12
Setelah Jin-woo dan Hee-joo berciuman, mereka kini resmi pacaran dan berkencan. Nampaknya kebahagiaan mereka hanya sementara, karena setelah itu polisi datang menyelidiki Jin-woo bahkan mengejarnya. Media juga semakin menggila menyebarkan rumor yang menyudutkan Jin-woo.
Jin-woo tidak punya pilihan lain selain menemukan Professor Cha, melibatkan menjadi pemain game dan menjadikannya sekutu. “Mulai sekarang kita akan berbagi takdir yang sama,” kata Jin-woo. Profesor Cha bahkan melihat NPC anaknya, Hyung-seok menyerangnya.
Episode 13
Episode kali ini mengisahkan Hee-joo yang mulai terlibat membantu Jin-woo di gim. Jin-woo meminta bantuan He-joo untuk mencari sesuatu dengan berbicara dengan Emma di apartemennya. Jin-woo telah mengetahui fungsi spesial Emma sebagai agen perdamaian dimana saat ada Emma semua senjata menghilang dan para pemain tidak boleh bertarung.
Keberadaan Emma di tempat berkumpulnya pemain di kafe Alcazaba bertujuan untuk menjaga agar tidak ada pertempuran di kafe tersebut. Jin-woo memperkirakan error gim dimulai saat Marco menusuk See-joo dengan pisau di kafe tersebut di hadapan Emma.
Tentu saja Emma bereaksi saat melihat adiknya sendiri ditusuk pisau. Reaksi Emma menyebabkan error yang membuat batasan gim dan dunia nyata memudar. Itulah mengapa setiap kali NPC muncul, terdengar suara petir, hujan dan musik Alhambra. See-joo menyadari gim error setelah dia menembak Marco yang hidup kembali.
Profesor Cha dikejar NPC game sehingga terpaksa melarikan diri keluar Seoul. Profesor Cha harus percaya apapun perkataan Jin-woo. Bahkan direktur Park akhirnya mempercayainya dan ingin menutup gim tersebut, namun dilarang oleh Profesor Cha atas permintaan Jin-woo.
Sementara Jin-woo melaksanakan tugasnya untuk menyelesaikan tugas tersebut. Dia memegang sebuah kunci dari master yang didapatnya di penjara Granada saat berusaha menolong master dan hanya bisa digunakan jika dia mencapai level 100.
Episode 14
Yu-ra menyebabkan masalah dengan membuat pengakuan palsu ke polisi. Dia mengatakan Jin-woo pernah mengakui padanya bahwa Jin-woo membunuh Hyung-seok dengan mencekiknya. Tentu saja polisi percaya apalagi Yu-ra sangat pandai berakting. Polisi pun mengejar Jin-woo.
Jin-woo kini tidak saja harus melarikan diri dari polisi, tapi juga menghadapi NPC di gim demi berusaha naik ke level 100. Sementara Hee-joo berusaha mencari tahu apa arti kunci yang ada pada Jin-woo dan hubungannya dengan Emma.
Pada akhirnya, Jin-woo berhasil naik ke level 100 dan dia menemui Emma di gereja untuk menyerahkan kunci di tangannya. Namun, polisi juga mengejarnya ke gereja tersebut. Sementara Soo-jin yang putus asa berusaha bunuh diri dengan meminum pil tidur.
Episode 15
Polisi gagal mendapatkan Jin-woo yang sempat melarikan diri. Ternyata kunci yang dipegang Jin-woo adalah sebuah pisau rahasia. Setelah menyerahkan kunci, Jin-woo menjadi master baru. Emma membuka pisau dari kunci dan menusuk Jin-woo karena dianggap sebagai bug (kekatu).
Jin-woo sangat terkejut dan melarikan diri ke kamar mandi. Dia sempat membaca tulisan di gim bahwa Emma gagal membunuh kekatu dan mereset gim.
Jin-woo ditemukan oleh pemilik restoran yang menghubungi dokter perusahaan. Dokter ini menghubungi profesor Cha yang berusaha membunuh Jin-woo. Sementara itu Direktur Park yang khawatir berusaha mencari Jin-woo dan malah menemukan mayat profesor Cha yang dibunuh oleh NPC Hyung-seok.
Hee-joo juga khawatir dengan keberadaan Jin-woo yang tidak bisa dihubungi dan tidak menepati janjinya untuk datang pada pagi hari. Sementara dia menunggu, keajaiban muncul: See-joo kembali.
Episode 16
Ini adalah episode terakhir dimana dalam episode kali ini Jin-woo menyelesaikan tugas terakhir yakni menghapus seluruh bug (kekatu) dengan menggunakan kunci surga. Pada akhirnya Jin-woo juga menghilang dan dihapus oleh Emma. Gim Alhambra direset kembali dan seluruh isinya dihapus.
Tentu saja hal ini membuat Direktur Park sangat sedih dan putus asa. Hee-joo juga merasa sedih dan setiap hari datang ke gereja untuk mencari keberadaan Jin-woo yang mungkin sudah meninggal. See-joo masih trauma dengan petir dan hujan, khawatir jika dia masih di dalam gim dan Marco muncul kembali.
Setahun telah berlalu sejak kejadian menghilangnya Jin-woo dan meninggalnya profesor Cha. Kematian profesor dianggap sebagai kematian biasa dan tidak ada tanda pembunuhan.
Sementara itu Yu-ra akan menikah lagi untuk yang kedua kalinya dengan seorang pria kaya yang berumur 60 tahun. Karirnya di dunia hiburan telah selesai sejak dia ditangkap karena memberi kesaksian palsu dan tertangkap mengendari mobil sambil mabuk.
Soo-jin menyumbangkan semua uang almarhum mertuanya ke yayasan beasiswa. Dia menolak menyimpan uang dari mertua dan suaminya, termasuk untuk membesarkan anaknya. Meskipun dia membenci mertuanya yang kejam, tapi dia tetap memuji mertuanya sebagai orang yang memiliki prinsip dalam pidato peresmian yayasannya.
Gim diluncurkan kembali dengan nama Next yang dengan cepat membuat perusahaan J-One naik sahamnya. Penjualan gim laku keras dan menjadi fenomena sosial baru sehingga pemerintah harus membuat kebijakan baru, termasuk pembatasan waktu dan area permainan.
Direktur Park meminta Hee-joo untuk melupakan Jin-woo yang mungkin tidak akan pernah kembali. Dia juga meminta See-joo untuk menjadi direktur di anak perusahaan yang akan mereka dirikan untuk See-joo. See-joo diminta untuk melakukan riset sesuai keinginannya sendiri.
Saat See-joo ke perusahaan J-One, dia sudah ditunggu-tunggu oleh para pengembangnya yang menjadi penggemar berat karya See-joo. Saat berbicara dengan Yang-joo, See-joo menjelaskan dia bisa hidup karena bersembunyi di Instant Dungeon. Ada kemungkinan Jin-woo juga masih hidup jika dia sebagai master, menggunakan Instant Dungeon untuk bersembunyi.