One Fine Day (2017)

Posted on

Ulasan film One Fine Day:

Film One Fine Day bercerita tentang Mahesa (Nichol) yang nekat tinggal di Barcelona untuk mengejar mimpinya bermusik. Dia bersama sahabatnya, Dastan (Ibnu Jamil) dan Revan (Dimaz Andrean) melakukan penipuan agar bisa bertahan hidup. Mahesa tampan sehingga dengan mudah mendapatkan wanita untuk ditipunya demi uang.
Sampai suatu ketika dia bertemu wanita yang bernama Alana (Michelle Ziudith) yang hendak dijadikan korban selanjutnya. Alana sendiri sudah punya kekasih bernama Danu (Maxime Bouttier), yang kaya raya dan memanjakan Alana dengan berbagai barang mahal. Bahkan, Alana dikawal oleh Pak Abdi, bodyguard yang diutus untuk mengawasi Alana.

Pengawalan tersebut membuat Mahesa menjadi lebih sulit mendekati Alana, namun bukan berarti tak bisa.
Kamu pasti sudah bisa menebak apa yang ditawarkan oleh film ini. Yap, dari hendak menipu berubah menjadi penipuan. Di sisi lain, Alana tidak terlalu nyaman bersama Danu, anak orang kaya yang posesif terhadap dirinya. Pada akhirnya dia jatuh cinta pada Mahesa, tak peduli Danu memperingatkan tentang Mahesa yang punya niat menipunya.

Sudah tak asing lagi, meskipun ceritanya sederhana saja, bahkan bisa dibilang dangkal. Film semacam ini selalu saja punya peminat, khususnya penonton wanita. Apalagi lokasi film dilakukan di Barcelona, Spanyol. Tempatnya sangat indah. Penonton wanita selalu tertarik dengan tokoh seperti Alana, yang dianggap beruntung karena dikeliling pria-pria tampan, kaya dan endingnya menemukan cinta sejati di tempat yang indah pula. Wow!

Danu digambarkan sangat kaya, tinggal di tempat sangat mewah, kuliah di luar negeri, mengajak Alana makan di atas yacht, dan punya segudang gaya hidup jet set lainnya.

Namun, sayangnya, film ini dinilai gagal dalam mengeksplor keindahan Barcelona. Keterbatasan lokasi sangat jelas terlihat dari penggunaan tempat yang sama secara berulang-ulang. Fasilitas teknis dan kamera yang digunakan juga terbilang tidak mumpuni. Misalnya kualitas gambar saat Mahesa dan Alana bermain di sebuah wahana, kelihatannya menggunakan handycam.

Belum lagi kualitas suara saat band Mahesa membawakan lagu andalannya Te Amo Mi Amor. Lagu ini juga diputar berkali-kali dalam berbagai adegan. Meskipun sudah berusaha mengeksplor ketampatan Jefri Nichol yang menyanyi bertelanjang dada, namun film ini tetaplah tidak berhasil menunjukkan kelasnya.

Satu-satunya yang bisa dipuji adalah akting Michelle Ziudith yang bisa menjiwai peran Alana dari sisi emosionalnya. Sedangkan, Jefri Nichol tidak mengalami banyak perkembangan karakter. Dia terkesan hanya memerankan karakter yang itu-itu saja, remaja bandel yang tampan, serupa dengan karakternya di Dear Nathan dan A: Aku, Benci & Cinta. Dia kesulitan untuk mengimbangi peran Ziudith.

Pada akhirnya, film ini memang hanya mewakili keinginan kebanyakan penonton wanita yakni bersama orang tersayang satu hari saja. Sesuai judulnya: One Fine Day. Setelah membuat penonton merasa senang, lalu bangun kembali menghadapi dunia yang tidak seindah keinginan.

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.