Sinopsis NON-STOP – Non-Stop (2014) adalah film laga yang mengisahkan seorang petugas marsekal udara yang harus menemukan pembunuhan di penerbangan internasional setelah dia menerima sebuah pesan bahwa setiap 20 menit penumpang akan dibunuh hingga tuntutan mereka dipenuhi. Film ini sudah tayang di Trans TV
Non-Stop tidak saja sekadar film laga, tapi juga perpaduan misteri dan thriller. Film yang diproduksi oleh Silver Pictures ini sukses secara komersial dengan mengumpulkan $222 juta, sementara biaya produksinya hanya $50 juta.
Kursi sutradara diisi oleh Jaume Collet Serra, sementara naskah ditulis oleh John W. Richardson, Chris Roach dan Ryan Engle. Collet dikenal sebagai sutradara film horor House of Wax (2005) dan film psikologis horor Orphan (2009). Hal ini mungkin bisa menjelaskan mengapa ketegangan dalam film Non-Stop sangat terasa.
Peran utama dimainkan oleh Liam Neeson yang berperan sebagai Bill Marks, seorang Marsekal Udara Federal dan mantan petugas polisi New York City yang mengalami kejatuhan moral dalam hidupnya setelah putri kecilnya meninggal karena sakit. Neeson sudah kerap membintangi film-film dengan genre thriller, sebut saja Taken (2008) dan sekuelnya, Taken 2 (2012).
Bagaimana aksi Liam Neeson di film Non-Stop? Simak sinopsis filmnya berikut ini.
Sinopsis
Bill Marks, mantan polisi yang berusaha mengatasi kematian putrinya melalui minum alkohol, sekarang ada seorang marsekal udara. Saat dalam penerbangan dari New York ke London, Marks mendapat pesan yang mengatakan padanya bahwa seseorang akan mati setiap 20 menit jika uang 150 juta dollar tidak ditransfer ke sebuah rekening.
Sutradara: Jaume Collet-Serra
Produser: Joel Silver, Alex Heineman, Steve Richards, Andrew Rona
Penulis naskah: John W. Richardson, Chris Roach, Ryan Engle
Ide cerita: John W. Richardson, Chris Roach
Pemain: Liam Neeson, Julianne Moore, Scoot McNairy, Michelle Dockery, Nate Parker, Jason Butler Harner, Anson Mount
Rumah produksi: TF1 Films Production, Silver Pictures, Anton Capital Entertainment, Canal+, TF1, LoveFilm
Distributor: Universal Pictures (Amerika Utara), StudioCanal (Internasional)
Tanggal rilis: 27 Januari 2014 (Paris), 26 Februari 2014 (Perancis), 28 Februari 2014 (Amerika Serikat)
Durasi film: 106 menit
Pemain dan karakter
- Liam Neeson sebagai Bill Marks, mantan polisi New York dan Angkata Udara AS yang mengalami kejatuhan dalam hidupnya setelah dia kehilangan putrinya yang meninggal karena sakit.
- Julianne Moore sebagai Jen Summers
- Scoot McNairy sebagai Tom Bowen
- Michelle Dockery sebagai Nancy, pramugari yang mengenal
- Nate Parker sebagai Zack White
- Corey Stoll sebagai Austin Reilly, seorang penumpang dan petugas polisi NYPD
- Lupita Nyong’o sebagai Gwen, seorang pramugari
- Omar Metwally sebagai Dr. Fahim Nasir, seorang dokter dalam menjadi penumpang pesawat.
- Jason Butler Harner sebagai Kyle Rice, kopilot
- Linus Roache sebagai David McMillan, kapten penerbangan
- Shea Whigham sebagai Agen Marenick, agen TSA dan kontaknya Marks
- Anson Mount sebagai Jack Hammond, Angkatan Udara yang bekerja di pesawat.
- Quinn McColgan sebagai Becca, gadis kecil yang berteman dengan Bill
- Corey Hawkins sebagai Travis Mitchell, penumpang yang cerewet
- Frank Deal sebagai Charles Wheeler, pengacara bangkrut
- Bar Paly sebagai Iris Marianne, penumpang mesum
Review
Skor: 7/10 – 222.915 suara di situs IMDb (17 April 2018).
Trailer
Plot
Awas spoiler!
Seorang tentara angkatan udara, Bill Marks adalah seorang peminum, dia menumpangi penerbangan British Aqualantic Boeing 767 dari New York City menuju London. Dia duduk di sebelah Jen Summer, di mana mereka bertukar tempat duduk sehingga Jen dapat berada di dekat jendela. Setelah lepas landas, Marks menerima pesan di teleponnya yang mengatakan ada penumpang yang akan mati setiap 20 menit jika uang $150 juta tidak dikirimkan ke rekening mereka.
Marks mengatakan hal tersebut pada Jack Hammond, marsekal udara yang lain, yang mengabaikan ancaman tersebut. Marks juga memeriksa teleponnya. Marks meminta Summers dan pramugari mengawasi kamera keamanan untuk melihat kemungkinan orang yang mengirimkan pesan padanya.
Saat Hammond menggunakan teleponnya dan tiba-tiba pergi ke toilet di belakang, Marks mencegatnya. Hammond awalnya menawarkan uang. Ketika Marks menolak dan lengah, Hammond menyerangnya. Selama perkelahian, saat Hammond berusaha meraih senjata Marks, Marks mematahkan lehernya, membunuhnya. Hal itu terjadi tepat 20 menit pertama. Saat Marks memeriksa telepon Hammond, terungkap seseorang mengirimkan SMS Hammond dan menyebutkan dia tahu apa yang ada di tasnya. Marks memeriksa dan menemukan ada kokain.
Marks memberitahukan hal itu kepada TSA. Agen TSA menginformasikan kepadanya bahwa rekening bank tersebut terdaftar atas nama Marks dan mereka menuduh Marks sebagai pelaku. Pada titik ini, pilot meninggal, sepertinya diracuni. Pada saat itu, tanda menunjukkan 40 menit. Kyle, kopilot menyakinkan Marks bahwa dia tidak bersalah atas meninggalnya pilot itu.
Marks mencari penumpang dengan kesal. Salah satu penumpang mengunggah video di mana Marks menuduh seorang guru sekolah, Tom Bowen, yang meyakinkan seluruh dunia bahwa Marks adalah pelakunya. Sementara itu Kyle mendapatkan perintah dari TSA untuk mengarahkan pesawat ke Islandia. Marks membujuk seorang programmer bernama Zack White untuk membuat virus agar membajak telepon si pembajak pesawat. Telepon berdering di saku jas seorang bankir. Tapi dia menyangkal bahwa telepon itu adalah miliknya. Saat Marks menanyainya, dia tiba-tiba mati, mulutnya berbusa. Tanda menunjukkan 60 menit.
Saat dia merokok di toilet kelas 1, Marks menemukan sebuah lubang yang dibor ke dinding yang memperlihatkan kemungkinan bidikan ke kursi pilot. Dia juga memeriksa tubuh bankir dan melihat anak panah. Dia bertanya pada seorang penumpang siapa yang menggunakan toilet setelah dia. Mereka menjawab bahwa Summers yang melakukannya. Summers kesal karena dia dari tadi berdiri di dekatnya. Summers berhasil meyakinkan Marks bahwa dia bukan pelakunya.
Sementara itu, dua pesawat tempur RAF Typhoon mendatangi pesawat untuk mengawalnya ke pangkalan militer Islandia. Para penumpang menonton televisi yang melaporkan Marks sedang membajak penerbangan mereka. Ponsel pembajak kemudian menyatakan bahwa bom akan meledak dalam 30 menit. Marks menyadari bahwa bom itu melewati pemeriksaan keamanan dan menemukannya di tas kokain Hammond. Ketia beberapa penumpang menyerang Marks, Tom Bowen menghentikan mereka, menyakinkan mereka bahwa bom ada prioritas utama mereka.
Marks berusaha meyakinkan yang lain bahwa dia tidak bersalah. Dia meminta orang-orang memindahkan bom ke pintu belakang dan mengelilingi bom itu dengan bagasi mereka agar ledakan ke luar. Sementara semua orang diminta bergerak ke bagian depan pesawat. Marks meminta Kyle untuk turun ke titik 8.000 kaki, karena perbedaan tekanan akan mengoyak pesawat jika bom meledak. Namun, pilot salah satu jet yang mengawal mereka menolak Kyle menyimpang dari jalur.
Apakah sesungguhnya yang terjadi? Anda harus menyaksikan sendiri film Non-Stop.