4 Senyawa Teh Ini Bikin Tubuh Makin Sehat

Posted on

Tentangbekasi.com – Sebagai minuman yang biasa dikonsumsi
harian, teh memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Antioksidan dalam teh dipercaya
mampu menghalau radikal bebas. Teh hijau – misalnya – kerap dijadikan salah
satu menu dalam program karena memiliki kemampuan untuk mengusir lemak tubuh. 
Satu lagi, teh ternyata memiliki beberapa
senyawa stimulan yang memengaruhi fungsi otak dan organ tubuh lainnya untuk
bekerja lebih baik. Dikutip dari laman Care2.com, inilah beberapa senyawa yang
dimaksud:
  1. Kafein. Teh sama dengan kopi. Keduanya
    memiliki kafein. Bedanya, kafein pada kopi kerjanya lebih “nendang” dan cepat.
    Sementara untuk teh, kafein bereaksi lebih lembut sehingga lebih aman bagi
    orang yang sensitif terhadap kafein kopi. Dalam jumlah normal, kafein sangat
    bermanfaat bagi fungsi kognitif. Senyawa ini juga memberikan stimulasi pada sistem saraf pusat untuk
    lebih meningkatkan kewaspadaan dan mengurangi rasa kantuk. Secangkir teh memiliki
    kafein sekitar 20-60 miligram. Sementara pada kopi bervariasi antara 100
    miligram, 200 miligram, hingga 300 miligram per cangkir.
  2. Teofilin dan Theobromine. Kedua senyawa ini
    masih terkait dengan kafein dan termasuk dalam kelas senyawa organik yang
    dinamakan xantin. Efeknya bagi tubuh, teofilin akan mengendurkan otot-otot
    polos di saluran pernapasan. Napas menjadi lebih lega dan sekaligus
    meningkatkan kekuatan kontraksi jantung. Sementara teobromine berguna
    menyetimulasi kerja jantung lebih baik tapi punya efek diuretik, atau
    melancarkan proses kencing. Manfaat lain tehobromine yaitu memperlancar aliran
    darah dan menormalkan tekanan darah. 
  3. Asam Amino L – Theanine.
    Fungsi dari asam amino ini adalah menghalangi penyumbatan darah di dalam otak.
    Risiko terkena stroke bisa dikurangi dengan bantuan senyawa ini. Di lain sisi L
    – Theanine meningkatkan gelombang otak Alpha yang berhubungan dengan akivitas
    kewaspadaan dan fungsi otak lainnya. Senyawa ini turut memengaruhi
    neurotransmitter otak seperti GABA dan dopamin.

(Penulis: Ilham Choirul)

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.