Pada tahun 1500, daerah Maluku menjadi rebutan orang-orang Eropa karena rempah-rempahnya. Segenggam pala bahkan bisa lebih berharga daripada emas. Pada awalnya orang-orang Arab yang mendominasi perburuan rempah-rempah. Keadaan mulai berubah sejak orang-orang Eropa juga menemukan pulau penghasil rempah-rempah. Pertikaian terjadi karena rebutan. Satu-satunya daerah tempat tumbuhnya pala, adalah Kepulauan Banda. Belanda hingga rela melepaskan Nieuw Amsterdam (Mannhatta, New York) agar bisa mengusir Inggris dari Banda. Sebagai akibatnya, penduduk Nusantara diperbudak dan dibantai secara massal. Kelahiran nasionalisme dan identitas multikultural pun lahir dari sebuah Kepulauan yang menderita akibat kolonialisme.
Di sisi lain, kekayaan mengalir ke Eropa. Peradaban Eropa dibangun dari rempah-rempah yang tidak saja mendatangkan kekayaan, namun di sisi lain menghasilkan perang. Belanda menjadikan Pulau ini sebagai salah satu pulau buangan. Orang-orang dari Jawa seperti kota Tuban, Solo dan lain-lain datang ke Maluku, termasuk Banda. Mereka berbaur dengan masyarakat setempat. Identitas suku dan agama menjadi beragam. Sangat disayangkan di masa lalu terjadi kerusuhan berbasis SARA di Maluku, yang dampaknya masih terasa hingga kini, termasuk sampai ke Banda.
Anak-anak muda pulau ini yang bersekolah di luar daerah. Mereka seringkali tak kembali. Meski tenaga mereka sangat dibutuhkan untuk membangun Pulau yang mencintai kebebasan ini.
Poster film Banda The Dark Forgotten Trail :
Informasi film Banda The Dark Forgotten Trail :
Jenis Film : Feature Documentary
Produser : Sheila Timothy, Abduh Aziz
Sutradara : Jay Subyakto
Penulis : Irfan Ramli
Produksi : Lifelike Pictures
Pemain: Reza Rahadian, Ario Bayu
Tanggal rilis: Agustus 2017