Sebuah kejadian heroik yang terjadi di Hudson River pada tahun 2009 lalu menjadi inspirasi lahirnya film Sully. Disutradarai oleh Clint Eastwood, Sully digadang-gadang menjadi film yang akan kembali membawa kejayaan aktor kawakan Tom Hanks. Film ini sendiri merupakan adaptasi dari sebuah buku auto biografi mengenai penerbangan 1549, berjudul Highest Duty dan ditulis oleh Sullenberger bersama Jeffrey Zaslow.
Film Sully mengisahkan tentang sesosok pilot senior kawakan, Chesley “Sully” Sullenberger (diperankan oleh Tom Hanks). Kisah berpusat pada bagaimana “Sully” Sullenberger berjibaku untuk menyelamatkan seluruh penumpang ketika pesawat yang tengah ia jalankan mengalami kerusakan.
“Sully” Sullenberger, seorang pilot profesional dengan jam terbang tinggi di sebuah maskapai penerbangan. Pengalaman terbang yang tinggi membuat Sully menjadi salah satu pilot yang paling disegani. Sayangnya, sebanyak apapun pengalaman serta jam terbang yang ia miliki, masih tak mempersiapkan dirinya untuk menghadapi krisis besar ketika pesawat yang tengah ia navigasi mengalami kerusakan pada kedua mesin utama. Yang membuatnya tak hanya harus berpikir cepat, namun juga mengambil keputusan berani demi keselamatan awak dan penumpang.
“Tak ada yang pernah memperingatkan kami. Tak pernah ada yang bilang kamu akan kehilangan kedua mesin pada altitude terendah yang pernah ada dalam sejarah penerbangan pesawat jet. Tak pernah ada yang pernah berlatih untuk kejadian tersebut,”
Pagi hari, tanggal 15 Januari 2009 di penerbangan 1549 menjadi pertarungan hidup dan mati bagi pilot serta kapten “Sully” Sullenberger. Pesawat jet dengan 155 penumpang dan awak di dalamnya, tiba-tiba kehilangan kendali. Tak itu saja, kedua mesin utama pada pesawat pun mengalami kerusakan tanpa diketahui penyebabnya. Panik, Sully dan sang co-captain memutuskan untuk melakukan tindakan penyelamatan. Lebih parah lagi ketika mereka berada di posisi altitude yang begitu rendah.
“Pesawatku, pesawatmu,” ujar Sully bersama dengan sang co-captain.
Tindakan heroik Sully untuk mendaratkan pesawat di Houdson River berhasil menyelamatkan seluruh penumpang yang ia bawa. Namun sayangnya, meski “Sully” Sullenberger mendapat banyak sekali pujian dari masyarakat dan media, pihak berwenang justru memutuskan untuk melakukan penyelidikan pada dirinya.
Baca juga:
- The Accountant (2016) – Sinopsis Film Lengkap dan Nonton Trailer
- Queen of Katwe (2016) – Sinopsis Film Lengkap dan Nonton Trailer
Berbagai pertanyaan bermunculan. Mengapa dan bagaimana “Sully” Sullenberger dapat memutuskan untuk mendaratkan pesawat di lokasi seperti sungai Houdson dan bukannya kembali ke bandara. Penyelidikan yang nyaris membawa Sully ke babak baru dari hidupnya. Serta nyaris memisahkan dirinya dari sang istri, Lorraine Sullenberger (diperankan oleh Laura Linney)
Sinopsis lengkap film Sully
15 Januari 2009, seorang pilot senior US Airways, Captain Chesley “Sully” Sullenberger (Tom Hanks) serta First Officer Jeffery Skiles (Aaron Eckhart) menerbangkan pesawat US Airways Flight 1549 yang lepas landas dari bandara LaGuardia dengan rute ke bandara Internasional Chalotte Douglas, dan mendarat. Belum ada tiga menit mengudara, pesawat mengalami guncangan pada ketinggian 2,800 feet (850 m). Bencana terjadi ketika pesawat Airbus A320 tersebut menabrak sekumpulan angsa, yang membuat kedua mesin utama mati. Tanpa ditenagai mesin, dan tanpa adanya airport yang cukup aman untuk mendarat (bandara paling dekat dengan posisi mereka saat itu adalah Bandara Teterboro di New Jersey), Sully, akhirnya mendaratkan pesawat rusak tersebut di air dangkal Hudson River.
Meski nampak mustahil, namun Sullenberger berhasil mendaratkan pesawat tersebut di permukaan sungai Hudson. Ia menyelamatkan 155 orang penumpang dan kru pesawat. Masyarakat dan media lantas menyebutkan sebagai pahlawan dengan aksi yang begitu heroik. Namun pengalaman tersebut tetap menjadi mimpi buruk untuk Sully.
Berjam-jam kemudian, Sullenberger mengetahui bahwa uji kelayakan yang dilakukan oleh National Transportation Safety Board (NTSB) menyebut bahwa mesin utama di sisi kiri hanya mati ketika burung tersedot di dalamnya. Mesin tersebut tak sepenuhnya rusak seperti yang disebutkan oleh Sullenberger dan Skiles. Diatas kertas, dengan satu mesin di sisi kiri itu saja sudah cukup untuk menerbangkan mereka kembali ke Bandara LaGuardia atau memaksa pesawat mendarat di Bandara Teterboro. Selanjutnya, NTSB pun menunjukan serangkaian bukti dan contoh dari berbagai stimulasi penerbangan, semua data yang terkumpul menunjukan pesawat tetap akan dapat mendarat dengan selamat di antara kedua bandara tersebut meskipun dengan kedua mesin mati. Serangkaian data tersebut pun seakan memojokan posisi Sullenberger yang membela diri tak memiliki banyak waktu, kecepatan, atau altitude untuk membawa pesawat mendarat dengan selamat di bandara.
Sullenberger lantas menyadari bahwa NTSB berniat untuk membuat kecelakaan tersebut menjadi sebuah kesalahan dan tanggung jawab pilot. Suatu hal yang tentu akan langsung menghentikan karier Sullenberger. Demi menyelamatkan reputasinya, ia pun mengatur sebuah stimulasi pilot stimulasi untuk menunjukan pada publik, secara live bagaimana terjadinya kecelakaan tersebut. Ketika kedua stimulasi tersebut berakhir dengan pendaratan yang selamat di bandara, Sullenberger menuding bahwa stimulator yang dimiliki saat ini menghilangkan elemen perputaran darurat dan reaksi manusiawi bila terjadi kecelakaan. Dan ini pun diakui oleh para anggota NTSB bahwa stimulasi dibuat dengan serangkain sesi latihan sebelum sebuah rekaman formal untuk menunjukan sebuah keadaan darurat.
Melihat semua poin dan bukti-bukti yang diberikan, anggota NTSB pun memerintah untuk dilakukan uji stimulasi ulang, namun dengan menghentikan pesawat selama 35 detik sebelum adanya perputaran emerjensi demi menyamakan dengan kondisi Sullenberger yang kaget dan memberi waktu untuk berpikir. Stimulasi pertama yang mendarat di LaGuardia berakhir dengan pesawat yang hancur berkeping-keping sebelum mendarat di Hudson. Sedangkan stimulasi yang berhenti di Teterboro berakhir dengan pesawat bertabrakan dengan bangunan. Kedua stimulasi tersebut memberi hasil tak akan ada penumpang yang bisa selamat. Setelah beberapa penyelidikan lebih lanjut, NTSB pun mengumumkan bahwa mesin kiri hidup kembali setelah pesawat mendarat di Hudson. Kedua mesin menunjukan adanya kerusakan parah setelah bertabrakan dengan burung.
Dengan semua hasil tersebut, serta kesaksian lengkap dari Skiles, NTSB memutuskan Sullenberger tak bersalah dari kecelakaan yang sama sekali tak bisa dihindari tersebut.