Film 300 (2006) mengisahkan Raja Sparta yang memimpin 300 pasukannya melawan tentara Persia yang sangat kuat dan berniat menaklukkan Yunani.
Film dengan genre aksi fantasi sejarah ini diangkat dari komik dengan judul sama yang dibesut oleh Frank Miller dan Lynn Varley. Film perang fantasi yang diproduseri oleh Gianni Nunnari, Mark Canton, Bernie Goldmann, dan Jeffrey Silver ini menceritakan tentang Pertempuran Thermophylae dalam Perang Persia.
Menggandeng sutradara Zack Synder, film ini berhasil sukses box office dan meraih keuntungan yang sangat besar. Synder adalah sutradara, penulis, sekaligus produser Amerika yang memulai debut filmnya sebagai sutradara pada tahun 2004 melalui remake film horor Dawn of the Dead. 300 adalah film kedua yang ia sutradarai.
Aktor Gerard Butler dipercaya untuk memerankah tokoh utama dalam film ini. Butler adalah aktor dan produser Scotlandia yang memulai debut layar lebarnya melalui film Mrs Brown pada tahun 1997. Dalam film 300 ini, Butler memerankan tokoh Leonidas yang merupakan Raja Sparta. Melalui karakter ini Butler berhasil memenangkan penghargaan Best Fight pada gelaran MTV Movie + TV Award, serta penghargaan Action Movie Star of the Year dalam gelaran World Stunt Award. Leonidas adalah Raja Sparta yang memimpin 300 Spartan ke pertempuran melawan Dewa Raja Persia.
Butler beradu akting dengan aktris Inggris Lena Hadey. Hadey adalah aktris yang mulai dikenal lewat film The Jungle Book yang dirilis pada tahun 1994. Hadey memerankan karakter Ratu Sparta yang bernama Gorgo. Ratu Gorgo lah yang berupaya mengumpulkan dukungan dari Sparta untuk suaminya.
Antagonis di film ini diperankan oleh Rondrigo Santoro. Aktor kelahiran Brazil ini telah membintangi beberapa judul film sukses, seperti Brainstorm, Carandiru, dan Love Actually. Santoro memerankan tokoh Raja Xerxes. Xerxes adalah Raja Persia tertinggi yang berkuasa dan kejam, bahkan disebut sebagai Dewa Raja.
Sinopsis
Film 300 mengisahkan tentang Pertempuran Thermophylae dalam Perang Persia. Dalam perang ini, Leonidas sebagai Raja Sparta memimpin 300 Spartan untuk bertempur melawan Raja Xerxes dan pasukannya yang berjumlah 300.000 tentara. Saat terjadi perang, Ratu Gorgo berupaya untuk mengumpulkan dukungan di Sparta bagi suaminya.
Jenis film: Action, Epic
Sutradara: Zack Snyder
Produser: Gianni Nunnari, Mark Canton, Bernie Goldman, Jeffrey Silver
Penulis naskah: Zack Snyder, Kurt Johnstad, Michael B. Gordon
Adaptasi: 300 (komik) ciptaan Frank Miller, Lynn Varley
Pemain: Gerard Butler, Lena Headey, David Wenham, Dominic West
Penata musik: Tyler Bates
Sinematografer: Larry Fong
Editor: William Hoy
Produksi: Legendary Pictures, Virtual Studios, Atmosphere Pictures, Hollywood Gang Productions
Distributor: Warner Bros. Pictures
Tanggal rilis: 9 Desember 2006 (Butt-Numb-A-Thon), 9 Maret 2007 (AS)
Durasi film: 116 menit
Plot
Pada tahun 480 SM, setahun setelah Pertempuran Thermopylae, Dilios, seorang hoplite (prajurit) di keprajuritan Spartan, memulai ceritanya dengan menggambarkan kehidupan Leonidas I dari masa kecil hingga menjadi raja melalui doktrin Spartan. cerita Dilios berlanjut dan pewarta Persia tiba di gerbang Sparta meminta “bumi dan air” sebagai upeti ketertaklukkan pada Raja Xerxes. Sparta dengan membuang utusan itu dan pengawalnya ke dalam sumur yang dalam. Leonidas kemudian mengunjungi Ephors, menawarkan strategi untuk mengusir orang-orang Persia melalui Gerbang Neraka. Rencananya melibatkan pembangunan sebuah tembok untuk menyudutkan orang-orang persia di antara bebatuan dan laut; mengatasi keuntungan Persia yang berjumlah sangat banyak, dan memberikan orang Yunani keuntungan bagi para pasukan infanterinya melawan gelombang cepat infantri Persia. Ephors berkonsultasi dengan Oracle, yang menyatakan Sparta tidak akan pergi berperang selama festival Carneia. Selagi Leonidas yang marah tiba, seorang agen dari Xerxes muncul, mengganjar hadiah pada Ephors untuk dukungan rahasia mereka.
Walaupun Ephors menolak memberi izin untuk memobilisasi prajurit Sparta, Leonidas mengumpulkan 300 prajurit terbaiknya yang menyamar sebagai pengawal pribadianya. Mereka bergabung bersama beberapa ribu orang Arkadia. Di Thermopylae, mereka membangun tembok dari batu, membunuh pengintai Persia, marah pada utusan Persia. Stelios, prajurit elite Sparta, memerintahkan kembali ke barisan Persia dan memperingatkan Xerxes, setelah memotong lengannya.
Di saat yang sama, Leonidas bertemu Ephialtes, orang Sparta yang cacat yang orang tuanya kabur dari Sparta untuk menghindari dia dibunuh saat bayi. Ephialtes meminta penebusan atas nama ayahnya dengan bergabung ke pasukan Leonidas, memperingatkan dia jalan rahasia orang Persia yang dapat mengepung orang-orang Sparta. Walaupun simpati, Leonidas menolaknya karena fisiknya mencegah dia memegang perisai cukup tinggi, yang dapat menurunkan formasi perisai, Ephialtes sangat marah.
Pertempuran segera dimulai setelah Sparta menolak meletakkan senjata mereka. Menggunakan Gerbang Neraka sebagai keuntungan, juga kemampuan bertarung mereka yang lebih unggul, Sparta mengusir gelombang demi gelombang pasukan Persia yang datang. Selama pertempuran, Xerxes secara pribadi mendekati Leonidas untuk membujuknya menyerah, menawarkan dia kekayaan dan kekuasaan sebagai ganti kesetiaannya. Leonidas menolak dan mengejek Xerxes atas kualitas prajurit fanatiknya yang lebih rendah. Sebagai respons, Xerxes mengirimkan pasukan elitenya, Immortals, pada malam hari.
Bagaimana akhir dari kisah pasukan Leonidas? Saksikan sendiri film 300 di layar kaca kesayangan Anda.