Sinopsis Jelita Sejuba, Mencintai Kesatria Negara – Pada tahun 2017, Putri Marino sukses dengan film “Posesif” yang diperankannya bersama dengan Adipati Dolken. Film ini merupakan film debut dari gadis kelahiran Bali tersebut. Meskipun baru bermain debut sebagai pemain film, ia sudah berhasil meraih pengharagaan sebagai pemeran utama wanita terbaik dalam ajang Festival Film Indonesia (FFI) 2017. Hal ini membuat banyak penikmat film menunggu karya berikutnya dari Putri Marino.
Tepat pada 5 April 2018, film terbaru dari Putri Marino dirilis di bioskop-bioskop di Indonesia. Film “Jelita Sejuba: Mencintai Kesatria Negara” akan menyajikan kemampuan akting yang apik dari Putri Marino. Film ini juga mengambil genre yang berbeda dari film yang ia perankan sebelumnya. Di film ini, Putri Marino akan berperan sebagai Sharifah yang merupakan seorang istri tentara. Ia akan beradu akting dengan Wafda Saifan Lubis yang berperan sebagai Jaka. Selain Putri dan Wafda, pemain lainnya yang akan mengisi film ini adalah Aldi Maldini, Yayu Unru, Nena Rosier, dan Abigail.
Sinopsis
Awal kisah di film ini dimulai ketika Sharifah dan Jaka bertemu dalam suatu kesempatan. Sharifah merupakan seorang gadis biasa dan Jaka adalah tentara yang bertugas untuk negara. Pertemuan ini menimbulkan benih-benih cinta di antara mereka berdua. Tidak perlu melewati proses pacaran yang lama, bertele-tele, ataupun berliku, mereka memutuskan untuk menikah. Takdir seolah mempertemukan mereka dengan mudah. Jaka langsung melamar Sharifah tidak lama setelah mereka mulai memutuskan untuk menjalin kasih.
Namun, kisah cinta tentu tidak hanya soal pertemuan, pacaran, lalu menikah. Kisah cinta tidak berhenti setelah dua insan tersebut memutuskan menjalani kehidupan bersama. Menjalani kehidupan setelah pernikahan di dalam sebuah rumah tangga bukanlah hal yang mudah. Terutama ketika yang dijalani adalah rumah tangga keluarga tentara. Ada dinamika tersendiri yang mungkin tidak banyak disadari oleh orang-orang.
Sharifah harus terus belajar menggenggam rindunya setiap kali Jaka ditugaskan. Sharifa terus menanti kepulangan belahan jiwanya setiap hari. Bagaikan pesisir dari Sejuba yang dihiasi oleh batu-batu nan cantik dan besar. Ia selalu menantikan matahari untuk terbit di esok hari. Begitu juga dengan kehidupan Sharifa. Tiada hari tanpa menunggu kepulangan Jaka dari tugasnya sebagai ksatria negara.
Film yang mengisahkan tentang perjuangan tentara mungkin sudah menjadi hal yang biasa di Indonesia. Namun, film yang mengisahkan tentang perjuangan istri tentara tentu menjadi cerita yang berbeda. Film ini menggambarkan tentang kecemasan, kekhawatiran, dan kerinduan dari istri-istri tentara di tanah air setiap kali sang suami ditugaskan untuk memenuhi kewajibannya sebagai pembela negara.
Film ini mengambil lokasi syuting langsung di Natuna, Kepulauan Riau. Film yang digarap oleh Ray Nayaon merupakan film pertama dari rumah produksi Dreglin Armaga Pictures. Cerita di film ini diilhami langsung dari kehidupan keluarga tentara yang ada di Indonesia. Sang produser yang memiliki ide cerita untuk film ini mengatakan bahwa kematian temannya yang merupakan seorang TNI ketika melakukan latihan gabungan di Natuna merupakan ide awal dari cerita di film ini. Film ini juga ditujukan untuk menunjukan keindahan Natuna yang jarang diketahui oleh banyak orang.
Jenis Film: Drama
Produser: Krisnawati, Marlia Nurdiyani
Sutradara: Ray Nayoan
Penulis: Jujur Prananto, Ray Nayoan
Produksi: Drelin Amagra Pictures
Pemain: Putri Marino, Wafda Saifan Lubis, Aldi Maldini, Yayu Unru, Nena Rosier, Abigail
Tanggal rilis: 5 April 2018
Review
(belum ada)