Buah cranberry jarang disarankan untuk menunjang pengobatan infeksi saluran kemih (ISK). Selain buah ini jarang bia diperoleh di Indonesia, khasiat dari cranberry belum diakui secara luas dalam medis konvensional untuk bisa dijadikan obat dari golongan makanan. Meski begitu, sudah ada beberapa penelitian yang mendapati kaitan antara cranberry dan kemampuan untuk melawan bakteri penyebab ISK. Sementara itu, di negeri ini, cranberry lebih sering ditemui dalm bentuk jus murni tanpa gula. Produk seperti ini yang disarankan ketimbang yang telah mengalami pengolahan dengan tambahan gula.
Sekilas tentang ISK, penyakit ini kerap dialami oleh wanita walaupun pria pun berpotensi pula untuk bisa kena. Bakteri pemicu ISK lebih mudah masuk ke saluran kencing wanita lantaran lorong kemih tersebut memiliki ukuran yang pendek. Bakteri lebih gampang masuk lalu menuju ke kandung kemih. Di tempat itulah perkembangbiakan akan terjadi.
Bila terkena ISK maka akan muncul sejumlah gejala. Paling bisa dirasakan adalah rasa nyeri atau terbakar setelah buang air kecil dan merasa tidak tuntas setelah mengeluarkannya. Ada sensasi anyang-anyangan yang akhirnya membuat penderitanya menjadi sering ke toilet untuk buang air. ISK kadang menjadi penyakit kambuhan pada sebagian orang.
Dalam medis konvensional, penderita ISK akan diresepkan dengan obat antibiotik agar bakteri pemicunya dapat segera mati. Dalam tahap awal pengobatan, obat ini bisa langsung mematikan dan kemudian keluar melalui air seni. Hanya saja bahayanya jika difat peyakit tersebut sudah menjadi kambuhan. Penggunaan antibiotik mungkin bisa tidak ada efek apa-apa lantaran bakteri mengalami resistensi atau kebal terhadap obat tersebut. Sering pula penderita dianjurkan minum air putih yang banyak agar jumlah bakteri bisa dikurangi karena ikut keluar bersama air seni.
Ketika obat antibiotik tidak bisa untuk melawan bakteri penyebab ISK, buah cranberry justru mampu melawannya. Ini berdasarkan studi yang dimuat dalam Archieves of Internal Medicine yang menemukan bahwa cranberry memiliki senyawa yang mampu melawan bakteri ISK. Penelitian yang dilakukan di Belanda itu mendapati adanya zat tanin terkondensasi pada cranberry yang disebut proanthocyanidins, dan berguna dalam melawan bakteri E.coli. Ini salah satu bakteri pemicu ISK.
Peneliti melibatkan 221 wanita dalam studinya. Mereka memiliki masalah ISK kambuhan. Mereka dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok diterapi dengan obat antibiotik dosis rendah dan lainnya memakai ekstrask cranberry. Hasilnya kelompok dengan pengobatan antibitik mengalami kekambuhan kembali setelah 8 bulan. Sementara yang mendapatkan esktrak cranberry mendapati kekambuhan ISK setelah 4 bulan.
Hasil ini belum berhenti sampai di situ. Peneliti masih melakukan pengamatan lanjutan dengan melihat resistensi atau kekebalan bakteri terhadap obat. Dari situ diketahui, kelompok yang mengambil antibiotik rata-rata punya bakteri dengan resistensi mencapai 86 persen melalui sampel tinja dan 90,5 persen dengan sampel E.coli.
Sebaliknya, wanita yang diberikan ekstrak cranberry justru memiliki resistensi bakteri yang tidak besar yaitu 24 persen dari sampel tinja dan 28 persen lewat sampel E.coli. Artinya, saat terjadi kekambuhan ISK pada wanita yang mendapatkan ekstrak cranberry, bakteri yang menyerangnya masih memungkinkan dibasmi ketimbang pada wanita yang sebelumnya diberikan obat antibiotik..
Hal in menunjukkan, buah cranberry memiliki sifat antibiotik yang khas. Nutrisi cranberry dapat mematikan bakteri penyebab ISK tanpa membuatnya terlalu kebal. Sehingga, jika ada bakteri sama yang menyerang, masih memungkinkan untuk dibasmi