Garin Nugroho, salah seorang sineas kebanggaan Indonesia kembali hadir dengan karyanya yang diberi judul Nyai. Menurut Garin sendiri produksi film Nyai dilakukan dengan independen dan melibatkan tim yang kecil sehingga distribusinya pun hanya dilakukan secara independen.
Dengan metode distribusi seperti itu tidak heran kecil kemungkinan film ini akan tayang di bioskop-bioskop kebanyakan.
Nyai pada masa era kolonial Belanda mengandung makna yang berbeda dengan Nyai yang dikenal oleh masyarakat Jawa Barat. Di Jawa Barat Nyai bermakna wanita dewasa, sedangkan pada era pemerintahan Belanda konotasinya lebih buruk. Nyai berarti wanita piaraan, gundik, atau selir ketika itu.
Film ini mengadaptasi lima novel sekaligus. Novel-novel tersebut adalah Bumi Manusia (1980) karya Pramoedya Ananta Toer, Nyai Dasima (1960) karya S. M Ardan, Boenga Roos dari Tjikembang (1927) karangan Kwee Tek Hoay, Seitang Koening (1906) karangan R.M. Tirto Adhisoerjo, dan Nyai Isah (1904) karangan F. Wiggers.
Berlatar belakang era pertengahan tahun 1926 – 1927, film yang diluncurkan pada Oktober 2018 lalu ini telah ikut meramaikan beberapa festival film internasional diantaranya adalah Festival Film Torino, dan Festival Film Rotterdam.
Film dengan durasi 89 menit ini melibatkan beberapa aktor didalamnya diantaranya adalah Gunawan Maryanto, Rudi Corenz, Chawatie, dan Annisa Hertami Kusumastuti. Walaupun tidak dapat disaksikan di bioskop – bioskop komersil, namun menurut Garin Nugroho film ini nantinya lebih sering ditayangkan di beberapa komunitas dan beberapa layar alternatif lainnya.
Sinopsis
Film Nyai garapan Garin Nugroho bercerita tentang perempuan Indonesia yang hidup pada masa pemerintahan kolonial Belanda yang biasanya dinikahi atau menjadi istri para pejabat-pejabat Belanda di jamannya. Pada masa itu banyak laki-laki Belanda yang ke Indonesia dengan tidak disertai istri sahnya masing-masing.
Latar belakang film ini mengambil tahun 1927 di sebuah rumah. Sang Nyai menyambut tamu-tamu yang datang ke rumahnya yang menghadiri acara ulang tahun suaminya yang sudah tua dan sakit-sakitan.
Ada ketegasan dalam diri Nyai. Dia menghadapi berbagai orang dari pemusik, aktivis politik, akuntan yang culas hingga tokoh agama.
Nyai memiliki masa lalu tragis dimana dia berusaha mempertahankan jati dirinya. Masa lalunya tersingkap pada malam itu dalam satu film semalam di ruang tamu sebagai panggungnya.
Jenis film: Drama
Produser: Garin Nugroho, Gita Fara, Andhy Pulung, Retno Ratih Damayanti
Sutradara: Garin Nugroho
Penulis: Garin Nugroho
Pemeran: Annisa Hertami, Rudi Corens, Cahwatie, Gunawan Maryanto
Tanggal rilis: 7 Oktober 2016
Durasi film: 89 menit