Manfaat Kartu Kredit sebagai Sumber Modal

Posted on
Sumber: Sean MacEntee

Memiliki bisnis sendiri adalah impian banyak orang yang ingin sukses. Bagi Anda yang bosan menjadi pegawai, saatnya beralih menjalankan usaha Anda sendiri.

Memulainya tak selalu butuh modal besar. Juga tak sulit untuk mendapatkan modal jika Anda memiliki kartu kredit. Terdengar asing menggunakan kartu kredit sebagai modal?

Di Amerika Serikat, 80 persen penduduk memiliki kartu kredit. Orang Amerika bahkan menggunakan kartu kredit untuk membeli saham. Jika Anda suka forex trading¸tak salahnya menggunakan kartu kredit melancarkan usaha Anda, asalkan paham resikonya.

Saat ini tak sulit memiliki kartu kredit. Jika Anda memiliki gaji tetap di atas Rp3 juta per bulan, besar kemungkinan pengajuan kartu kredit Anda diterima.

Sebagian besar orang memiliki kartu kredit dengan limit hanya Rp10 juta. Besaran limit memang tergantung gaji bulanan atau besar tabungan. Jangan khawatir soal limit jika Anda bisa memiliki lebih dari satu kartu kredit.

Lebih dari Satu Kartu Kredit

Bagi mereka yang berpendapatan, Rp3 juta sampai Rp10 juta, Bank Indonesia membolehkan memiliki dua kartu kredit dengan limit tiga kali penghasilan bulanan.

Jadi, misalkan Anda memiliki gaji Rp5 juta per bulan, maka:

Rp5 juta x 3 = Rp15 juta.

Anda bisa memiliki sebuah kartu kredit dengan limit Rp15 juta. Jika Anda memiliki dua kartu kredit, maka:

Rp15 x 2 = Rp30 juta.

Berarti, Anda memiliki modal Rp30 juta untuk memulai usaha. Pastikan Anda memulai usaha yang hasilnya mampu membayar cicilan setiap bulan. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan terhadap Anda. Semakin besar tabungan Anda, limit Anda bisa dinaikkan lho.

Ada yang pernah mengalami ditawari membuat kartu kredit dengan limit Rp25 juta karena punya tabungan Rp100 juta lebih. Dan tentunya Anda juga bisa mengajukan kartu kredit di bank lain sehingga modal bertambah. Modal ratusan juta bukan hal mustahil lagi.

Ketahui Resiko dan Minimalkan

Menggunakan kartu kredit memiliki resiko sendiri. Kartu kredit memang memberikan banyak fasilitasi, tapi pastikan mengetahui resikonya. Mengetahui resiko yang akan datang membantu kita melakukan manajamen resiko. Pastikan Anda membaca dengan teliti kebijakan biaya dan bunga.

Pada umumnya, bunga kartu kredit sebesar 2,95 persen. Jadi, jika Anda membeli barang seharga Rp2.000.000, maka bunga yang harus dibayar:

Rp2.000.000 x 2,95% = Rp59.000

Yang harus Anda bayar:

Rp2.000.000 + Rp59.000 = Rp2.059.000

Jika memilih cicilan selama 6 bulan, maka yang harus dibayar per bulan adalah Rp343.166.7

Keterlambatan dikenakan biaya tambahan biasanya berkisar 3 persen. Petugas bank juga akan menelepon nasabah yang menunggak, bahkan mendatangi rumah jika tagihan tak segera dibayar. Melarikan diri hanya akan membuat nama nasabah dimasukkan dalam blacklist Bank Indonesia.

Memiliki kartu kredit lebih dari satu memberikan resiko tagihan bertambah. Kartu kredit bisa digunakan menarik dana tunai dari ATM, tetapi biaya pun bertambah. Misalnya, kartu kredit Bank Mandiri mengenakan biaya tambahan sebesar 6 persen atau maksimal Rp50 ribu. Bank BCA membatasi penarikan tunai maksimal 40 persen dari limit.

Jalan keluarnya, upayakan menggunakan kartu kredit untuk membeli barang  dan jasa (purchasing) sebagai modal usaha. Anda bahkan bisa mendapatkan fasilitas cicilan 0% di situs-situs belanja online ternama.

Membangun Startup

Jika Anda menggunakan kartu kredit, sebaiknya Anda membangun startup karena tidak membutuhkan modal yang besar.

Akhir-akhir ini kita sering mendengar istilah “startup” yang berarti memulai usaha baru. Teknologi memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk berbisnis. Banyak yang sukses besar, tapi tak sedikit pula yang gagal.

Ide adalah yang paling penting dari bisnis startup. Modal besar bahkan bisa datang belakangan jika ide bisnis yang dikembangkan menjanjikan.

Startup juga tak selalu soal teknologi, meskipun unsur ini selalu sangat penting untuk ekspansi. Kembangkan ide bisnis dan model usaha terlebih dahulu.

Ketahui data penting, bisnis startup ketahuan gagal dalam 6-18 bulan pertama. Jika bisnis tidak berkembang, segeralah mengganti model bisnis atau mengganti ide bisnis.

Jangan berlarut-larut dalam bisnis yang sama karena resiko kerugian bakal semakin besar. Anda tahu kapan harus berhenti atau beralih ke bisnis lain.

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.