London Town boleh jadi salah satu film dengan genre drama keluarga paling menarik yang akan dirilis pada awal bulan Oktober mendatang. Film ini menggabungkan elemen pencarian jati diri, yang tak terlepas dari pengaruh sebuah band musik punk, rock ‘n roll pada diri seorang anak 15 tahun. Derrick Borte, sang sutradara yang bekerja dengan skenario dari Matt Brown dan Sonya Gildea mendapat banyak pujian positif setelah London Town ditayangkan perdana di ajang Los Angeles Film Festival pada 6 Juni 2016 lalu. Cara Borte mengisahkan lika liku dan pergolakan batin tiap karakternya, serta bagaimana kondisi sosial berpengaruh pada kepribadian mereka menjadikan London Town film yang amat menarik untuk dilewatkan.
Film mengikuti jalan hidup seorang remaja pria berumur 15 tahun, Shay Baker (diperankan oleh Daniel Huttlestone). Diusianya yang masih sangat mudah, Shay harus berperan sebagai ibu dan kakak untuk sang adik perempuan (diperankan oleh Daniel Huttlestone). Sang ayah, Nick Baker (diperankan oleh Dougray Scott) memiliki toko piano pada siang hari dan menyupir taxi pada malam harinya. Bertiga mereka bertahan hidup setelah ditinggalkan sang ibu, Sandrine (diperankan oleh Natascha McElhone) yang bertekad meneruskan cita-citanya sebagai penyanyi terkenal.
Di kereta dalam perjalanan ke kota pada suatu hari, Shay tanpa sengaja bertemu dengan seorang gadis cantik yang seumur dengannya. Perbicangan dengan sang gadis membuat mereka berkenalan, Vivienne Daniels (diperankan oleh Nell Williams) bukanlah gadis biasa. Mereka rupanya memiliki ketertarikan sang sama pada sebuah band punk and rock, The Clash. Sembari mengajak Shay berjalan-jalan keliling kota, Vivienne memutarkan lagu-lagu The Clash untuk Shay dengan headphone miliknya.
Persahabatan tersebut berlanjut. Dengan uang tabungannya yang terbatas, Shay lantas membeli album The Clash dan berniat untuk bertemu Vivianne kembali di konser sang band kesayangan. Ia pun berusaha menghafal lirik lagu, hingga gerakan panggung Joe Strummer (diperankan oleh Jonathan Rhys Meyers), frontliner sekaligus vokalis The Clash.
Sayangnya beberapa hari sebelum konser dan pertemuan kembali dengan Vivianne, Nick Baker mengalami kecelakaan yang membuatnya koma. Ini membuat tanggung jawab Shay bertambah. Ia harus menjaga sang adik, sekaligus menjaga toko piano, hingga menjadi sopir taxi menggantikan sang ayah.
Pertemuan langsung dengan sang vokalis band, Joe Strummer menjadi titik balik hidup Shay.