Sebuah film di tahun 2012 berjudul The Vow yang dibintangi oleh Channing Tatum dan Rachel McAdams mengangkat kisah tentang seorang pria yang tetap setia meskipun sang istri yang lupa kalau mereka sudah menikah menolaknya berkali-kali. Film ini diangkat dari kisah nyata sepasang suami istri bernama Kim dan Krickitt Carpenter yang pernikahannya penuh lika-liku.
Kisah cinta dua sejoli ini berawal saat Krickitt berusia 24 tahun yang bekerja sebagai seorang sales di sebuah perusahaan peralatan olahraga di Anaheim, California selepas lulus kuliah. Kim sendiri adalah seorang pelatih bisbol berusia 27 tahun di Highlands University, New Mexico. Keduanya mulai saling mengenal satu sama lain setelah Kim sering memesan produk ke perusahaan Krickitt. Tidak lama kemudian keduanya saling jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah.
10 pekan setelah keduanya menikah, sebuah kecelakaan mengerikan menimpa mereka. Krickitt sempat koma selama empat bulan sebelum akhirnya sadar. Ia tidak dapat mengingat apapun yang telah dialaminya selama dua tahun sebelum kecelakaan terjadi. Ia bahkan tidak mengenali Kim, suaminya.
Kecelakaan itu terjadi saat keduanya berkendara dari Las Vegas, New Mexico menuju Phoenix, Arizona, rumah orang tua Krickitt untuk merayakan Thanksgiving di sana. Saat itu Krickitt yang mengendarai mobil. Kecelakaan terjadi saat sebuah truk menabrak mobil mereka dari belakang dan menyebabkan mobil yang ditumpangi keduanya terbalik hingga atapnya terlepas. Kim ditemukan dalam keadaan penuh luka dan darah, tulang rusuk dan hidungnya patah dan mengalami sejumlah luka robek. Sementara sang istri, Krickitt ditemukan terjepit dalam mobil dengan keadaan tidak sadarkan diri.
Cedera kepala yang dialami Krickitt sangat parah dan membuat dirinya tidak dapat mengingat apapun. Bahkan hal-hal yang dilakukan setiap hari, seperti bagaimana cara berpakaian sendiri, menyikat gigi, bahkan bagaimana cara berjalan. Namun semua kemampuan tersebut tersimpan dalam memori jangka panjangnya. Sehingga ketika ia ditunjukkan bagaimana melakukannya dalam terapi yang intensif, membuat ingatan tersebut hadir kembali.
Krickitt bukan hanya tidak ingat bahwa ia sudah menikah, ia bahkan tidak mengenali Kim, suaminya sendiri. Hal ini tentu saja membuat Kim hancur, namun ia berusaha tidak memikirkan hal tersebut. Karena bagi Kim, dapat melihat Krickitt tetap hidup setelah kecelakaan mengerikan yang mereka alami sudah membuatnya senang. Kim menyibukkan diri dengan pekerjaannya sebagai pelatih bisbol.
Kim menyatakan: “Ku pikir dia tidak akan pernah mengingatku lagi dan kalaupun suatu saat ingatannya kembali, dia mungkin tidak ingin ada sesuatu yang berhubungan denganku lagi. Tapi aku tidak akan pergi sampai dia sadar, menatap mataku dan mengatakan padaku bahwa semuanya sudah berakhir. Sampai saat itu, aku tidak akan menyerah pada keadaannya.” Ungkapan Kim ini sangat menyentuh, sebuah ungkapan cinta seorang suami dari hati yang terdalam.
Tekad Kim untuk membantu istrinya sembuh tidak disambut baik oleh Krickitt. Krickitt, yang merupakan seorang pesenam berbakat sebelum terjadinya kecelakaan, mengalami beberapa perubahan kepribadian pasca kecelakaan. Ia menjadi cepat marah, tidak sabaran, dan agresif akibat cedera kepala yang dideritanya. Krickitt tidak senang melihat Kim berada di sampingnya dan mendorongnya untuk menjalani terapi fisik yang sulit. Ia bertengkar dengan Kim karena Kim mencoba untuk memberi tahunya apa yang harus dilakukannya. Krickitt mencoba untuk tetap sopan kepada Kim karena ia melihat Kim jelas sangat peduli terhadapnya, namun ia tidak memiliki perasaan apa pun kepada Kim saat itu.
Pertengkaran dan rasa frustasi yang dialami keduanya jelas sangat berbeda dengan keadaan mereka beberapa bulan sebelumnya, saat mereka sedang saling jatuh cinta. Saat awal berkenalan, Kim menelepon untuk memesan jaket olahraga dari perusahaan tempat Krickitt bekerja untuknya dan rekannya sesama pelatih. Kim pun terus menelepon dan memesan jaket lebih banyak lagi dan terkadang Krickitt mengirimkan sedikit catatan pribadi untuknya bersama dengan pesanan jaket tersebut. Melalui catatan itu, Kim tahu bahwa Krickitt adalah seorang gadis yang begitu bersemangat dan periang.
Hubungan keduanya makin intensif setelah menghabiskan waktu berjam-jam di telepon setelah pulang bekerja setiap harinya. Saat itu belum ada Skype, SMS ataupun Facebook, jadi mereka berbicara menggunakan kartu panggil jarak jauh dan saling menuliskan surat. Mereka pun menjadi saling mengenal satu sama lain. Setelah enam bulan, Kim mengundang Krickitt untuk mengunjunginya di New Mexico. Keduanya pun saling mengunjungi satu sama lain setiap akhir pekan. Pada bulan Juni, Kim melamar Krickitt di sebuah pantai di California selatan. Tiga bulan kemudian, yaitu pada bulan September, keduanya menikah.
Ternyata menjauh dari Kim juga bukanlah sebuah pilihan bagi Krickitt. Krickitt telah berjanji di depan keluarga dan teman-temannya saat menikah untuk tetap bersama dengan Kim, dalam keadaan baik dan buruk, dalam keadaan sehat maupun sakit. Ditambah orang tuanya juga mengatakan padanya bahwa ia sudah menikah dengan Kim, pastilah ia sangat mencintai Kim. Meskipun saat itu Krickitt tidak bisa merasakan perasaan apapun terhadap Kim, ia akhirnya memutuskan harus belajar untuk mencintai pria ini lagi. Berapa lama pun waktu yang ia butuhkan dan sesulit apapun hal yang harus ia lalui, ia akan berusaha untuk menemukan cinta itu lagi, cinta yang menyatukannnya dengan Kim dalam ikatan pernikahan.
Hal yang sama pun diyakini oleh Kim. Karena janji yang telah diucapkannya, tidak terbesit sedikitpun dalam pikiran Kim untuk meninggalkan Krickitt. “Aku kenal wanita yang sangat luar biasa sebelum kecelakaan dan saya yakin ia masih tetap wanita yang sama bahkan setelah kecelakaan itu. Betapapun marahnya, meskipun kita selalu berdebat, yang aku tahu bahwa aku akan terus berusaha untuk membantunya pulih,” ucap Kim penuh perasaan.
Ketika Krickitt akhirnya keluar dari rumah sakit, ia bersama Kim kembali ke New Mexico, sebuah kota yang tidak diingatnya, di mana ia tidak mengenal seorang pun. Ia pindah ke New Mexico setelah menikah dengan Kim, sehingga ia tidak mengingat satu hal pun dari kota tersebut. Karena kerusakan ingatan jangka pendek yang dialami Krickit, membuat Kim khawatir istrinya dapat tersesat dan tidak bisa menemukan jalan pulang.
Sejak kembali ke New Mexico setelah kecelakaan yang menimpanya, Krickitt merasa seperti sedang bermain rumah-rumahan dan menjadi seorang istri. Ia mengungkapkan “Aku merasa hampir tidak mungkin untuk menjadi seorang istri seperti Krickitt sebelum kecelakaan. Aku tidak ingat apakah aku biasa memasak banyak untuknya, apa yang disukainya untuk makan malam, apakah aku harus menyiapkan makan siang untuk dibawanya ke kantor. Aku tidak tahu istri seperti apa aku dulu.”
“Bagian tersulit adalah bagaimana menghadapi perubahan dalam kepribadianku, itu bahkan jauh lebih sulit dibanding kehilangan ingatan. Aku merindukan caraku untuk memberikan reaksi terhadap sesuatu dan menanganinya. Karena Krickitt yang baru tidak dapat menangani hal-hal dengan baik,” tambahnya. Krickitt menjadi sangat tidak sabar dan kehilangan kepercayaan diri, membuatnya kesal dan frustasi terhadap dirinya sendiri, juga terhadap Kim.
Perubahan karakter yang dialami Krickitt menghadirkan masalah emosional. Ia merasa sangat rentan dan tidak aman dan sangat bergantung pada Kim. Baginya Kim seperti guru yang membantunya mempelajari kembali semua keterampilan dasar sehari-hari. Emosinya pun berantakan, ia menangis saat ingin tertawa dan tertawa saat ingin menangis.
Setahun setelahnya, Krickitt kembali bekerja sebagai pelatih kebugaran, yang pernah ia jalani sebelumnya. Hal itu ternyata dapat membantunya kembali mendapatkan kepercayaan diri dan rasa normal. Kim juga mengajak Krickitt untuk menjalani konseling pernikahan. Mereka diberitahu agar keduanya membangun beberapa kenangan baru bersama-sama agar Krickitt dapat membentuk ketertarikan emosional yang nyata dengan Kim. Mereka pun memulai hubungan mereka dari awal lagi, pergi kencan ke bioskop, bermain bowling, dan menikmati jalan bersama.
Perlahan dan terus menerus, mereka menciptakan kenangan baru bersama-sama dan segala sesuatunya mulai perlahan kembali pada tempatnya. “Perlahan, lama kelamaan, cintaku untuk Kim bertumbuh semakin dalam, tapi tidak berlebihan seperti pertama kali jatuh cinta. Jantungku tidak berdetak dengan cepat saat aku bersamanya. Aku ingin sekali merasakannya, namun kenyataannya tidak bisa. Aku membuat pilihan untuk mencintainya,” ungkap Krickitt.
Tiga tahun setelah kecelakaan mobil yang mereka alami, Kim dan Krickitt menikah lagi untuk kali kedua. Hal ini dilakukan untuk menyegarkan kembali ingatan tentang hari pernikahan mereka. “Meskipun melihat kembali ke belakang, aku masih merasa belum cukup ‘benar’, kenangan dan kepribadianku masih dalam tahap pemulihan,” ujar Krickitt.
Keduanya menunggu selama delapan tahun setelah menikah lagi untuk memutuskan memiliki anak. “Menjadi seorang ibu adalah sebuah anugerah, aku merasakan tanggung jawab baru yang membuatku semakin dewasa. Aku memiliki seorang anak laki-laki, Danny, yang harus aku urus dan tiga tahun kemudian, LeeAnn juga lahir,” kata Krickitt.
“Kita sudah menikah selama 18 tahun dan aku memiliki banyak kenangan bersama Kim. Hubungan kami tidak sama seperti sebelumnya, tapi aku pikir ini lebih kuat untuk semua hal yang telah kita alami,” ujar Krickitt sambil tersenyum.
Kim dan Krickitt setuju untuk melihat kisah mereka diangkat ke layar lebar. “Aneh rasanya membayangkan pernikahan kami digambarkan sebagai kisah cinta yang luar biasa ketika bagi kami, kami hanya melakukan apa yang kami katakan akan kami lakukan. Kami menjaga sumpah kami,” kata Kim.
“Kami berharap kisah kami dapat menginspirasi anak-anak kami dan juga anak-anak lainnya untuk melakukan apa yang telah mereka janjikan. Dan juga untuk dapat tumbuh menjadi pria dan wanita yang menjaga janji mereka,” tambah Kim.
Semoga kisah Kim dan Krickitt Carpenter dapat menginspirasi kita untuk dapat menjaga apa yang telah diucapkan dan dijanjikan. Semoga juga dapat menginspirasi pasangan lainnya untuk tetap mencintai pasangannya dalam situasi sesulit apapun.