The Legend of the Blue Sea mengisahkan hubungan cinta antara seorang pemuda dengan putri duyung. Serial televisi Korea Selatan ini dibintangi oleh Jun Ji-hyun dan Lee Min-ho yang disiarkan pada 16 November 2016 sampai 25 Januari 2017.
Genre: Fantasi, Roman, Komedi
Penulis: Park Ji-eun
Sutradara: Jin Hyuk, Park Seon-ho
Pemeran: Jun Ji-hyun, Lee Min-ho
Jumlah episode: 20
Durasi: 60 menit
Rumah produksi: Culture Depot, Studio Dragon
Distributor: SBS
Episode 1
Sinopsis The Legend of the Blue Sea: Episode 1 – Pada Agustus 1598, di provinsi bagian timur laut Gangwon-do
Badai dahsyat menghantam sebuah desa yang berlokasi di tepi pantai yang menghancurkan pepohonan dan rumah-rumah. Penduduk berusaha melindungi diri dan barang-barang mereka. Nelayan berusaha mengamankan kapal dan dermaga mereka. Namun tsunami datang menerpa pantai.
Di pagi hari, laut kembali tenang, sementara penduduk berusaha membersihkan puing sisa-sisa badai. Mereka gembira karena banyak ikan yang terdampar. Mereka berusaha mengumpulkannya.
Di sebuah gua yang tak jauh dari pantai, seekor putri duyung terdampar. Dia kepergok dan ditangkap oleh penduduk.
Bangsawan bernama Bangsawan Yang (Sung Dong-il) tergopoh-gopoh dengan penuh semangat. Dia berhasil menangkap putri duyung.
Saat dia berusaha menyentuh putri duyung itu, seseorang memperingatkan agar dia berhati-hati. Putri duyung dapat menghisap jiwa dan menghapus ingatan manusia. Bangsawan Yang malah mengeluarkan pisau, alih-alih menggunakan tangannya.
Putri duyung menatap tajam ke arahnya. Dia bertanya-tanya, apakah putri duyung itu dapat memahami perkataannya. Dia berjanji akan memberikan hadiah kepada nelayan karena telah membantu menangkap putri duyung. Dia kemudian beralih ke persoalan lain, walikota baru akan segera tiba. Dia harus mengatasi walikota yang baru.
Walikota baru, Dam-Ryung (Lee Min-ho) tiba di kota tersebut. Dia mengenakan giok berwarna hijau di tangannya. Dia mendapatkan jamuan dari Bangsawan Yang yang berusaha menyenangkan hatinya. Bangsawan Yang bertanya apakah Dam-Ryung pernah mendengar putri duyung. Seorang bangsawan menganggap cerita itu hanya fiksi saja.
Tapi Bangsawan Yang mengumumkan bahwa dia memiliki hak menarik untuk ditunjukkan pada mereka. Dia mengarahkan perhatian mereka ke arah kolam dan dengan bangga menunjukkan apa yang ditangkapnya hari itu.
Putri duyung melihat ke arah mereka, dia kelihatan sedih, dan duduk di dekat jaring saat seorang nelayan berusaha mendorongnya dengan sebuah tongkat. Dam-ryung berjalan untuk melihat lebih dekat.
Dia bertanya apa yang akan dilakukan pada putri duyung itu. Bangsawan Yang menjelaskan minyak putri duyung sangat berharga, terbakar dalam waktu yang sangat lama. Bangsawan Yang dengan bangga mengatakan bahwa dirinya mendapatkan keberuntungan ini karena setia pada negara dan menjalani kehidupan yang lebih baik.
Dam-ryung yang sejak awal berusaha menahan rasa tidak sukanya pada Bangsawan Yang, mulai menunjukkan ancaman. Dia menjelaskan bahwa dia menemukan Bangsawan Yang memanfaatkan posisinya untuk menaikkan pajak. Dia mengatakan bahwa Raja bisa memberikan hukuman berat terhadap hal tersebut dan bahkan Bangsawan Yang bisa kehilangan posisinya. Takut dengan ancaman itu, Bangsawan Yang bertanya apakah ada yang diinginkan oleh Dam-ryung.
“Apa saja?” tanya Dam-ryung. Bangsawan Yang menegaskan akan memberikan apa saja, dan mengarahkan pandangannya ke arah putri duyung. Putri duyung dan Dam-ryung bertatapan lama.
Kemudian, putri duyung kembali ke laut, berenang menuju kebebasannya.
Dam-ryung menyaksikan hal itu dari atas perahu. Sementara Bangsawan Yang menggerutu. Dia bersumpah akan merebut kembali si putri duyung dan menyingkirkan walikota.
Dam-ryung melihat ke arah putri dyung yang berenang menjauh. Putri duyung berhenti berenang dan kembali ke arah perahu. Dia menjulurkan tangannya ke arah Dam-ryung.
Bangsawan Yang bertanya-tanya, menurut mitos, apakah putri duyung itu akan membawanya ke air, mencuri jiwanya dan menghapus ingatannya. Nelayan di dekatnya menjawab bahwa putri duyung hanya menghapus ingatan orang yang diinginkannya. Tapi cara terbaik adalah menghindari kontak langsung apapun dengan putri duyung. “Manusia dan putri duyung hidup di dunia yang berbeda, apakah nasib baik atau buruk, apa yang bisa terjadi?
Di perahunya, Dam-ryung melutut, menjulurkan tangannya untuk menjangkau tangan putri dyung. Mereka berpegangan tangan untuk waktu yang lama dan saling menatap.
Kemudian, kita melompak ke masa kiri, di Seoul, tahun 2016
Seorang pria (Lee Min-ho) terlihat melakukan aktivitas penyamarannya. Dia berpura-pura sebagai pengacara, bertanya mengenai pembelian barang dan terlihat seperti gugup. Dia memikat seorang wanita dengan trik sulap. Membakar tisu dan mengubahnya menjadi bunga mawar sungguhan. Dia juga berhasil membawa kabur sekoper uang dari menipu orang.
Dia adalah Heo Joon-jae. Rekannya, Jo Nam-Doo (Lee Hee-joon) memberi selamat pada kehebatannya dan menyebutnya Harry Potter. Bersama mereka ada hacker yang pendiam, Tae-oh (Shin Won-ho).
Ke adegan lain. Si hacker sedang menjalankan aksinya. Mereka bertiga membawa koper dan masuk ke dalam sebuah gedung. Saat mereka melewati keamanan gedung, seorang penjaga mempertanyakan kenapa teknisi lift yang biasa tidak ada. Joon-jae menghipnosisnya sehingga mereka bisa masuk tanpa ada insiden.
Mereka menuju ke sebuah kantor kosong karena para jaksa sedang makan siang. Segera mereka mengganti pakaian dan melakukan beberapa penyesuaian agar ruang tersebut terlihat seperti kantor mereka. Sementara Tae-oh berada di atas gedung untuk mendapatkan akses kepada file jaksa.
Nam-do yang menjadi makelar. Dia sudah menjalin kontak dengan presiden perusahaan. Bersama isterinya (Kim Sung-ryung) yang kelihatan lebih berkuasa dari dia, berusaha melobi jaksa agar kasus anaknya dibebaskan dari segala tuntutan. Seorang siswa SMA melakukan bunuh diri di sekolah dan menulis surat bunuh diri yang menyebutkan putra mereka. Joon-jae berpura-pura sebagai jaksa yang sedang dilobi.
Sementara Tae-oh melihat jaksa yang asli sedang dalam perjalanan kembali ke gedung. Dia meretas lampu merah untuk memberikan tambahan waktu kepada Nam-do dan Joon-jae. Mereka hanya memiliki waktu satu menit sebelum jaksa yang sebenarnya kembali ke kantor. Nam-doo menyarankan mereka untuk istirahat dan mengantar pasangan itu keluar.
Ketika mereka berjalan keluar, sang isteri meminta pada Joon-jae memastikan anaknya tidak bersalah. Dia menawarkan akan membayar mereka dengan uang yang mereka simpan di Virgin Islands. Joon-jae mencemoh dengan mengatakan bahwa terlalu beresiko menggunakan uang yang disimpan di tempat penggelapan pajak yang terkenal itu.
Saat mereka keluar, seorang pria yang diborgol (Sung Dong-il) melihat mereka dan merasa mengenali kelompok Joon-jae.
Joon Jae menyarankan agar uang mereka dipindahkan ke tempat lain. Dia tau tempat bagus untuk menyimpan uang tersebut, sebuah pulau dengan pemandangan indah.
Mereka menyelesaikan pekerjaan tersebut. Trio penipu itu tampak di sebuah bandara. Nam-doo menelpon si isteri untuk mengatakan bahwa mereka sudah menerima uangnya dan mereka sekarang berada dalam posisi yang sama.
Dengan selesainya pekerjaan, mereka berpisah untuk urusan masing-masing. Joon-jae pergi melakukan liburan sendirian. Dia berbicara dengan seorang pramugari (Krystal, cameo) yang menunjukkan pemandangan bagus di luar jendela. Dia mengatakan bahwa dia mendengar dari kakek tua yang tinggal di pulau itu bahwa putri duyung masih hidup di perairan ini. Joon-jae tertawa.
Dia juga mengatakan bahwa putri duyung telah menghilang, dan yang tersisa hanya tinggal di laut ini.
Kemudian seekor putri duyung (wajahnya mirip dengan putri duyung 400 tahun lalu) yang sedang berenang ke dalam gua dan mengambil sebuah gelang giok. Dia berenang ke atas dan mengenakan gelang tersebut.
Seorang anak kecil melihat putri duyung dari atas perahu dan mengatakan pada orang tuanya. Tapi orang tuanya tidak peduli dan mengatakan dia baru-baru ini membacakan dongeng putri duyung pada anaknya.
Putri duyung kembali berenang ke dalam air dan melihat adanya tanda-tanda badai. Putri duyung berenang di bawah air, dia berusaha mengatasi air yang bergejolak. Namun dia tidak berhasil dan terbawa arus.
Pagi harinya, badai teleh berlalu dan putri duyung menemukan dirinya terdampar di sebuah lahan berbatu. Dia melihat sekelilingnya dengan penasaran dan melihat sebuah kolam serta seorang laki-laki. Dia merasakan hal aneh, dia memiliki kaki. Di saat yang sama dia menjatuhkan diri ke kolam dan berubah kembali menjadi putri duyung.
Joon-jae melangkah keluar dengan wajah mengantuk dan melihat ke arah laut. Putri duyung melihatnay dengan waspada dan menyelam ke dalam kolam saat Joon-jae berbalik ke arahnya.
Joon-jae kembali ke tempat tidur, dia terbangun dan melihat kekacauan di mana-mana. Makanan berserakan di mana-mana. Dia mengikuti jejak makanan ke lemari pakaian. Joon-jae melihat sepasang kaki di lemarinya dan perlahan meraih ke arah rak. Saat dia menggeser pakaian ke samping, ternyata si putri duyung sembunyi di situ. Mulutnya penuh dengan makanan dan mengenakan sweater yang belum dicopot gantungannya.
Dia menanyai gadis itu. Saat dia melihat sweater kesukaannya dikenakan, dia membuat gerakan sehingga putri duyung merasa terancam dan menendangnya hingga terlempar jauh.
Joon-jae melihatnya memiliki sesuatu dan dia berpikir gadis itu mencuri sesuatu darinya. Dia berusaha memaksanya untuk menunjukkannya tapi gadis itu menendangnya lagi. Dia berusaha marah, namun dia mulai melakukan pendekatan perlahan. Saat Joon-jae berusaha menanyakan lagi apa yang diambilnya, putri duyung melihat ke arah laut dan berusaha kabur melompat, tapi dia ternyata tidak menyadari adanya kaca, dan menabraknya.
Saat itulah Joon-jae punya kesempatan menangkap dan mengikatnya. Dia juga memanggil polisi untuk membawa penyusup.
Dia memarahi si putri duyung dan mengatakan tindakannya itu mempermalukan negaranya. Dia juga mengambil foto si putri duyung sebagai bukti. Sementara, putri duyung hanya bisa kebingungan dan melihat sekelilingnya.
Joon-jae berusaha mencari tahu apa yang dipegangnya. Dia membuka jemarinya hanya untuk menemukan maraschino cherry.
Polisi setempat datang untuk membawa gadis itu pergi. Sementara Joon-jae masih kesal, tapi dia tidak suka melihat tangan gadis itu diborgol dan bertanya kepada polisi apakah itu perlu dilakukan. Petugas mengatakan bahwa dia berbahaya dan dicurigai adalah tersangka utama dalam kasus pencurian baru-baru ini.
Joon-jae tidak percaya, dia berpikir gadis itu hanya seorang gadis bodoh. Putri duyung sempat melayangkan tatapan ke arahnya. Joon-jae sempat merasa berdebar saat melihat kaki gadis itu tergores. Dia tidak peduli dan kembali ke dalam. Dia melihat foto-foto yang dijepretnya. Dia memperhatikan gelang giok yang dikenakan oleh gadis itu.
Saat naik di belakang mobil polisi, putri duyung kagum dengan segala sesuatu yang ada di sekitar. Dia menirukan suara klakson mobil dan bunyi-bunyian lain.
Di hotel, Joon-jae berbicara di telepon dengan rekannya, Nam-doo. Dia menjelaskan kejadian yang menimpanya dan mengatakan pemilik gelangnya itu terlihat tidak normal. Dia mengirimkan gambar gelang giok untuk diperiksa oleh Nam-doo.
Di kantor polisi, si putri duyung berulah. Dia membuat polisi frustasi dan merasa senang menarik tisu berkali-kali. Petugas menjadi sangat kesal dan membentak. Putri duyung mengeluarkan rekasi meninjunya sehingga membuat petugas polisi terlempar.
Dia menemukan sebuah pistol yang jatuh di lantai, mengambilnya karena penasaran. Semua orang mundur dengan waspada.
Joon-jae bertemu pramugari untuk makan siang yang mewah yang mengatakan padanya bahwa dia melanggar peraturan untuk tidak bertemu dengan penumpang di luar penerbangan. Dia menebar pesona dengan trik sulap yang menghasilkan sebuah kalung. Tapi dia terganggu dengan pesan dari Nam-doo yang mengonfirmasi gelang itu adalah asli yang berusia setidaknya 400 tahun. Harganya 6 miliar won jika benar asli.
Perhatiannya berubah seketika. Ketika pramugari menanyakan kalung itu. Joon-jae mengatakan itu bukan untuknya, tapi untuk ibunya. Dia beralasan pamit dan meninggalkan si pramugari dalam keadaan bingung dan tersingung.
Joon-jae menelpon Nam-doo, yang melanjutkan penjelasannya. Ada ukiran di gelang yang bertuliskan Dam-ryung yang kemungkinan sebuah nama. Joon-jae terhenti saat mendengar nama itu.
Dia kemudian ke kantor polisi untuk mencari gadis itu yang mendekam di dalam salah satu sel, tertidur dengan tisu yang banyak. Sekali lagi, dia merasa terganggu saat melihat kakinya yang penuh goresan.
Petugas menolak membiarkan gadis itu pergi. Joon-jae segera menganalisa pria itu: sensitif, pemarah, pengantin baru dan rentan terhadap hipnosis. Joon-jae mengeluarkan korek api dan menghipnotisnya. Dia mengatakan gadis itu adalah isterinya.
Petugas itu melihat mereka berpakaian pengantin, termasuk putri duyung mengenakan gaun pengantin yang indah. Joon-jae mengatakan bahwa mereka harus pergi untuk berbulan madu. Petugas meminta maaf dan membukakan pintu. Dia berharap mereka baik-baik saja.
Saat berada di luar, Joon-jae mengulurkan tangan untuk meminta maaf. Dia bertanya mengenai gelang itu, tapi si gadis meresponnya dengan mengancam akan meninjunya. Joon-jae mundur dan mengatakan bahwa “itu cantik.” Putri duyung mengulang lagi kata “cantik” itu yang kelihatannya ditujukan untuk dirinya sendiri.
Joon-jae menawarkan membelikan hadiah dan mendesaknya untuk ikut. Dia malah memainkan sweaternya dan saat di penyeberangan malah menirukan lampu merah. Dia dibawa ke mal tapi terlalu takut untuk naik eskalator. Jengkel, Joon-jae menggendongnya. Mereka masuk ke toko sepatu.
Dia memilihkan beberapa pasang sepatu untuk gadis itu dan meminta agar mencobanya. Tentu saja putri duyung tidak tau caranya. Jadi dia memasangkannya sendiri. Dia mengatakan agar gadis itu berhenti berjalan tanpa alas kaki dan membawanya mencoba gaun.
Dia juga tidak tau cara memakai pakai dengan baik. Joon-jae mendorong dia masuk kembali ke ruang ganti dan entah bagaimana dia berhasil memakai gaun dengan benar. Dia tidak bisa menemukan Joon-jae saat keluar karena Joon-jae sedang menerima telepon tidak jauh dari situ. Si putri duyung berkeliling mall, mengikuti pemain sulap dan anak-anak di sekitarnya.
Saat kembali, Joon-jae khawatir karena tidak bisa menemukannya di ruang ganti. Dia berkeliling mencarinya, termasuk ke tempat anak-anak hilang. Dia menemukan putri duyung duduk di kursi anak kecil sedang menjilati lolipop raksasa.
Dia menegurnya karena berkeliaran tanpa bilang-bilang. Dia memeriksanya apakah baik-baik saja dan tidak terluka. Dia juga melihat gelangnya apakah masih ada. Karena masih ada, dia tersenyum lega. Putri duyung itu pun ikut tersenyum lebar.
Dia membawa putri duyung untuk makan. Si putri duyung makan mie dengan sangat ganas yang membuat Joon-jae ngeri karena malu. Dia bertanya, apakah gadis ini datang dari hutan.
Dia menunjukkan cara makan dengan menggunakan garpu. Si gadis terlihat senang karena Joon-jae memujinya. Saat makan hidangan penutup, di mana putri duyung makan dengan rakus dengan menggunakan kedua tangannya, Joon-jae mengatakan mereka sekarang menjadi teman. Dia melakukan trik sulap dengan membakar seutas tali yang lalu berubah menjadi kalung.
Joon-jae memasangkan kalung itu ke lehernya. Putri duyung kebingungan, lalu senyum sendiri. Joon-jae berhasil mencuri gelang itu tanpa disadari oleh si putri duyung.
Setelah makan, dia membawanya kembali ke mal di mana dia menempatkannya di bangku dan mengatakan agar dia menunggunya sampai kembali. Dengan rasa agak bersalah, dia pergi dan naik lift. Setelah pergi, putri duyung selalu mendongak setiap lift berbunyi, berpikir Joon-jae kembali.
Joon-jae kembali ke hotel dan berkemas. Dia memberitahukan kepada Nam-doo bahwa gelang itu sepertinya asli. Nam-doo tidak sabar untuk bertemu begitu mendengar gelangnya ada pada Joon-jae. Tapi Joon-jae mengatakan bahwa dia harus ke suatu tempat. Dia menyebutnya “ujung dunia” dan meminta Nam-doo menunggu seminggu. Dia mengambil tasnya dan sejenak terhenti saat melihat ceri maraschino.
Sementara itu, putri duyung terus menunggu di dekat lift, dan mendongak ke arah lift setiap kali berbunyi. Sampai akhirnya mall tutup dan seorang pegawai memintanya pergi. Dia sepertinya mengerti bahwa semua orang harus pergi dan mulai berjalan pergi.
Saat Joon-jae menyetir, melihat lampu merah membuatnya berpikir kembali mengingat si putri duyung.
Si putri duyung kembali berjalan ke ruang anak-anak di mal. Di sana dia berdiam dalam gelap sampai seorang pengawai menemukannya. Dia dikawal ke pintu masuk dan yang bisa dia lakukan hanya menatap para karyawan mal yang kesal.
Hujan turun, tapi tidak ada tempat untuk pergi sehingga dia hanya bisa meringkuk di dekat pintur menunggu seseorang. Joon-jae tiba-tiba muncul mendekatinya dengan payung dan menaunginya. Putri duyung tersenyum melihat wajahnya dan mengulurkan tangannya ke atas. Mengingatkan kejadian antara Dam-ryung dengan putri duyung 400 tahun yang lalu. Joon-jae meraih tangannya.
Lalu adegan kembali ke kejadian sebelumnya saat putri duyung berada di ruangan bermain anak-anak. Dia menatap lolipop raksasa yang dimakan oleh seorang gadis kecil. Dia mengucapkan kata pertamanya “cantik” dan merebut permen itu. Si anak kecil protes, jadi putri duyung menjawabnya dengan kata yang sering didengarnya, “tunggu”.
Dia berpikir kata menunggu berarti sesuatu yang baik akan segera terjadi. Bahkan jika dia jauh seperti ombak, temannya akan datang menemukannya. Dia tidak perlu takut di dekatnya ada hiu atau orang yang menakutkan.
Joon-jae menemukannya sedang menghisap lolipop raksasa dan duduk di kursi anak kecil. Dengan jengkel Joon-jae mengatakan, “aku sudah bilang padamu untuk menunggu. Apakah kamu tidak tau kata menunggu?” Dia memeriksa bahwa dia baik-baik saja dan tidak terluka. Putri duyung berpikir, “Itu berarti temanku berharap saya tidak terluka dan membuat hatiku hangat. Itu berarti sesuatu yang baik akan segera terjadi.”