Manfaat kubis jangan pernah diremehkan. Sayuran ini masih satu keluarga dengan brokoli yang sampai saat ini bergelar superfood atau makanan super karena padat nutrisi. Begitu pun dengan kubis, sayuran ini sama hebatnya seperti brokoli yang mampu memberikan manfaat pencegahan hingga pengobatan.
Pada zaman Romawi Kuno, kubis dijadikan untuk obat sembelit. Kala itu cara mengonsumsinya dengan melahapnya secara mentah atau diambil sarinya. Dari hal ini terlihat masyarakat Romawi begitu konsen dengan kegunaan serat kubis yang mampu melunakkan feses sehingga lebih mudah dibuang.
Tahukah Anda? Kubis juga sering dijadikan makanan pilihan untu mendukung pengobatan sejumlah penyakit berat. Kanker dan diabetes adalah beberapa contoh di dalamnya. Kandungan kubis memberikan pengaruh positif pada perbaikan dari kedua penyakit tersebut. Ada sifat spesifik yang dipunyai kubis.
Salah satunya, kubis punya senyawa fitonutrien. Kandungan ini terdapat merata pada semua jenisnya baik kubis putih atau merah. Fitonutrien adalah senyawa alami yang khas dimiliki oleh tanaman. Bentuknya meliputi polifenol dan glucosinolates. Dalam studi yang diterbitkan Asian Pasific Journal of Cancer Prevention di tahun 2013 menyatakan, zat yang bersifat antioksidan dan antiinflamasi tersebut berkontribusi pencegahan penyait kronis yang termasuk di dalamnya adalah kanker dan penyakit arteri koroner.
Inilah yang membuat kubis layak disandingkan dengan brokoli dalam urusan mengatasi sel kanker. Setiap orang setiap hari tumbuh sel kanker dari sel sehat yang abnormal. Selama tubuh mampu mengendalikan pertumbuhannya, maka sel tersebut tidak sampai meluas dan membuatnya menjadi ganas. Mengonsumsi makanan kaya antioksidan, salah satunya kubis, dapat meredam perkembangan kanker ini. Sekalipun kanker telah mengganas, masih berpeluang sembuh dengan menerapkan hidup sehat termasuk memilih makanan yang sehat pula.
Di lain sisi, kubis juga telah dipelajari tentang manfaatnya dalam mengobati penyakit diabetes melitus. Studi yang dimuat dalam jurnal Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine yang terbit di tahun 2008 menemukan, ekstrak kubis merah yang diberikan kepada tikus percobaan yang mengalami diabetes diketahui memiliki manfaat dalam mengontrol gula darah.
Selain itu, tikus tersebut juga mengalami penngkatan fungsi ginjal. Berat badan tikus diketahui mengalami peningkatan. Peneliti meyakini hal tersebut dipicu oleh antioksidan dan sifat antihiperglikemik pada kubis. Dengan kedua zat ini, gula darah dalam tubuh tikus dapat dikontrol hingga angkanya normal.
Kubis diketahui turut menyuplai kebutuhan vitamin C dan K yang cukup tinggi. Secangkir kubis diperkirakan memenuhi 47 persen kebutuhan harian vitamin C dan 102 persen kebutuhan harian vitamin K yang direkomendasikan. Kedua nutrisi ini turut meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan memberikan perlindungan dari patogen yang masuh ke tubuh. Vitamin K juga mencegah pembekuan darah sehingga menjadikan kardiovaskuler lebih sehat. Tulang pun turut menjadi kuat.