Makan Kacang Berpotensi Bikin Hidup Makin Panjang

Posted on

Makanenaksehati.blogspot.com – Tidak perlu keluar duit mahal hanya untuk membeli multivitamin ini-itu yang konon membuat tubuh lebih sehat. Padahal, banyak makanan alami yang memiliki manfaat kesehatan cukup dahsyat. Salah satunya adalah kacang. Studi terbaru yang dilakukan di Inggris menemukan bahwa kacang dapat menyehatkan tubuh yang berujung pada kemungkinan untuk hidup lebih lama.

Dikutip dari Daily Mail, studi menjelaskan bahwa orang-orang yang terbiasa untuk makan kacang minimal sekali dalam seminggu dalam takaran yang wajar, akan memiliki penurunan risiko kematian sampai tujuh persen. Sementara menurut hasil pengamatan terhadap objek studi, konsumsi kacang yang dilakukan selama tujuh kali dalam seminggu membuat mereka sepertlima lebih kecil untuk meninggal dalam periode studi.
Studi melibatkan pengamatan terhadap gaya hidup sekitar 119 ribu orang selama 20 tahun. Mereka diketahui secara teratur makan kacang Brasil atau pistachio. Namun makan kacang ini manfaatnya tidak terbatas pada kedua jenis kacang tersebut. Dan, ini bukan”simsalabim”  yang menjadikan efek kacang begitu mencegangkan.

Perlu dipahami, kacang-kacangan memiliki nutrisi cukup beragam. Antioksidan di dalamnya mampu melawan sel kanker dan efek samping lain dari masuknya radikal bebas ke tubuh. Kacang juga kaya dengan tembaga, seng, magnesium, besi , dan mangan. Magnesium – contohnya – dapat melindungi otak dari  kepikunan dan masalah prostat.

Belum lagi lemak dalam kacang termasuk lemak baik, yaitu asam lemak omega-3, yang membantu mengurangi risiko stroke dan serangan jantung. Lemak ini diketahui dapat menekan hormon adrenalin yang membuat stres. Kacang juga sumber makanan kaya vitamin B dan E. Seratnya tidak kalah hebatnya dengan sayuran dalam mengurangi kadar kolesterol.

Namun perlu digarisbawahi, sebaiknya makan kacang dalam kondisi apa adanya atau tanpa rasa. Kacang yang sudah diolah dengan aneka rasa, seperti asin atau manis, kemungkinan berkontribusi pada peningkatan tekanan darah atau kadar gula. Bukan kacangnya yang jadi penyebabnya, tapi kandungan gula atau garamnya.
***
(Penulis: Ilham Choirul)
Foto kredit: laboratoryequipment.com

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.